KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa pengangguran di Indonesia didominasi oleh angkatan muda. Angkanya bahkan melebihi 50 persen.
"Sebanyak 61 persen pengangguran dari angkatan muda," ujar Sandiaga dalam debat ketiga Pilpres 2019, Minggu (17/3/2019). Tema debat ketiga membahas pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2018 diketahui bahwa ada 1.649.868 pengangguran berumur 15-19 tahun. Kemudian, 2.450.407 pengangguran tercatat berumur 19-24.
Survei ini didapatkan BPS berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).
Dengan demikian, jumlah pengangguran berusia 15 tahun hingga 24 tahun tercatat sebanyak 4.100.275 orang. Jika dibandingkan dengan total pengangguran pada Agustus 2018 yang sebesar 7.000.691 orang, maka terdapat 58,5 persen pengangguran berusia 15 hingga 24 tahun.
Namun, jika melihat data BPS terkait "Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Kelompok Umur pada 2015-2018", maka berikut datanya:
15-19: 26,67 persen
20-24: 16,73 persen
25-29: 6,99 persen
30-34: 3,47 persen
35-39: 2,49 persen
40-44: 1,81 persen
45-49: 1,58 persen
50-54: 1,40 persen
55-59: 1,25 persen
> 60 : 0,61 persen
Melihat data di atas, maka persentase pengangguran untuk kelompok umur 15 hingga 24 tahun adalah 43,4 persen.
Dalam kesempatan itu, Sandiaga juga menyebut bahwa pengangguran yang ada di Indonesia didominasi oleh lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK).
"SMK sekarang ini mendominasi jumlah pengangguran," ucap Sandiaga.
Benarkah data tersebut?
BPS mencatat bahwa lulusan SMK menjadi penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia. Angkanya mencapai 11,24 persen yang tercatat hingga Agustus 2018.
Sedangkan pengangguran tertinggi kedua adalah lulusan Diploma II/III yaitu 7,92 persen; lulusan SMA sebanyak 7,19 persen; lulusan universitas sebanyak 6,31 persen; dan lulusan SD sebanyak 2,67 persen.
Namun, menurut Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri angka pengangguran lulusan SMK ini turun.
"Saya kasih data, 2015 12,65 persen, pada 2016 turun menjadi 11,11 persen, 2017 naik 11,41 persen sekarang 2018 jadi 11,24 persen," ujar Hanif pada Januari 2019.