UPDATE:
Artikel ini telah disertai penambahan data stunting sejak 2015 hingga 2017 berdasarkan Pemantauan Status Gizi yang dilakukan Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Penambahan terdapat di paragraf delapan hingga sepuluh.
Sebelumnya, hanya ditulis mengenai angka penurunan stunting yang terjadi sejak 2013 hingga 2018 yang memang mengalami penurunan 6,4 persen.
KOMPAS.com – Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menyatakan, angka stunting atau kekurangan gizi yang menyebabkan kondisi seorang anak tumbuh lebih pendek dari yang semestinya, sudah turun 7 persen selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hal itu disampaikan Ma'ruf Amin dalam debat ketiga Pilpres 2019, menanggapi pernyataan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, saat membahas kesehatan.
"Dengan KIA, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak , terutama untuk mencegah terjadinya stunting yang oleh pemerintah Jokowi-JK telah diturunkan sampai 7 persen. Kami berjanji dalam lima tahun yang akan datang sampai 10 persen sehingga sampai pada titik 20 persen minimal," kata Ma’ruf Amin.
Bagaimana data sebenarnya?
Berdasarkan pernyataan Presiden Joko Widodo, angka stunting pada 2019 ini sudah ada di angka 30 persen. Angka itu, menurut Jokowi, 7 persen lebih rendah dari jumlah stunting di awal ia memimpin pada 2014.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 memperlihatkan bahwa telah terjadi perbaikan, prevalensi balita stunting turun menjadi 30,8 persen dari 37,2 persen pada tahun 2013.
"Prevalensi stunting sudah mencapai target yang diharapkan pada RPJMN tahun 2019 yaitu 32 persen walaupun belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20 pesen," tulis keterangan dalam laman tersebut.
Namun, dilansir dari data Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, jika dilihat angkanya berdasarkan Pemantauan Status Gizi pada 2015 hingga 2017, maka angka stunting tercatat sebagai berikut:
2015: 29 persen
2016: 27,5 persen
2017: 29,6 persen
Sebagai catatan, angka Pemantauan Status Gizi memang tidak bisa dibandingkan dengan data Riskesdas. Karena itu, jika melakukan perbandingan angka Riskesdas maka datanya tercatat sebagai berikut:
2013: 37,2 persen
2018: 30,8 persen
Sebagai perbandingan, Manajer Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Ervyn Kaffah, data Fitra memperlihatkan bahwa angka stunting turun sekitar 6,4 persen dalam lima tahun.
"Atau setiap tahunnya turun rata-rata sebesar 1,2 persen," kata Ervyn dalam cek fakta bersama di kantor Google Indonesia.
Dalam debat kali ini, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno berhadapan secara langsung tanpa didampingi oleh calon presidennya masing-masing, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.