KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menyatakan bahwa angka pengangguran turun di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, yang kini sekitar 7 juta orang.
Pernyataan tersebut disampaikan Ma'ruf Amin dalam debat ketiga Pilpres 2019, saat membahas mengenai tenaga kerja.
"Sampai tahun 2024 kami estimasikan kita bisa menumbuhkan yaitu 3.500 startup sehingga membuka lapangan kerja. Walaupun angka pengangguran seperti yang saya katakan sudah turun, tapi akan terus tekan turun lagi," ucap Ma'ruf Amin dalam debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/3/2019).
Benarkah data yang disampaikan Ma'ruf Amin?
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran memang mengalami penurunan selama 10 tahun terakhir.
Pada Agustus 2018, angka pengangguran mencapai 5,34 persen atau 7.000.691 orang. Angka tersebut turun dibandingkan bulan Agustus 2017, di mana tercatat sebanyak 7.040.323 orang menganggur.
Bandingkan dengan data pada Agustus 2008, yaitu tercatat sebanyak 9.394.515 orang menganggur. Angka ini berkurang pada Agustus 2013, yaitu angka pengangguran turun menjadi 7.410.931 orang.
Kepala BPS Suhariyanto pada November 2018 menyampaikan, pengangguran di kota lebih tinggi dibandingkan di desa.
Informasi yang ada menyebutkan, pada Agustus 2018, jumlah angkatan kerja mencapai 131,01 juta orang atau naik 2,95 juta orang. Hal tersebut naik dibandingkan bulan Agustus 2017.
Sebanyak 56,84 persen penduduk bekerja di sektor informal, turun 0,19 persen dibandingkan Agustus 2017.
Dalam satu tahun terakhir, peningkatan persentase penduduk bekerja di sektor penyedia akomodasi dan makan minum sebanyak 0,47 persen poin, industri pengolahan sebanyak 0,21 persen poin, dan bidang transporrtasi 0,17 persen poin.
Akan tetapi, banyaknya sektor mengalami penurunan lapangan kerja, seperti di sektor pertanian turun 0,89 persen poin, jasa pendidikan turun 0,05 persen poin, dan jasa lainnya turun 0,11 persen poin.
Peneliti dari Lembaga Informasi Perburuhan Sedane, Alfian Al Ayyubi menyampaikan, angka pengangguran memang berada di angka 5,3 persen pada akhir 2018. Namun, ini dinilai tak istimewa.
"Betul kalau dilihat sejak reformasi. Tapi kalau lihat year on year, tidak ada yang spesial dari klaim ini. Angka pengangguran tidak pernah turun secara signifikan, tidak pernah dibawah 5,2 persen," kata Alfian dalam fact checking bersama di kantor Google Indonesia, Minggu malam.
"Merujuk data BPS, angka terakhir yang tercatat pada Februari 2018, pengangguran 5,13 persen. Sementara pada Agustus 2018, pengangguran naik jadi 5,34 persen," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.