JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyoroti kerusakan lingkungan yang menjadi salah satu faktor utama bencana alam serupa banjir.
Bencana banjir bandang yang menerjang permukiman warga di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (16/3/2019) kemarin, misalnya.
Baca juga: Banjir Bandang Sentani Jayapura, 69 Orang Belum Ditemukan
Presiden mengatakan, persoalan terletak di kerusakan lingkungan hulu.
“Penanganan di hulu, kerusakan di hulu, inilah yang memang harus diselesaikan,” ujar Presiden Jokowi saat dijumpai di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (17/3/2019).
Baca juga: Pertamina Pastikan Distribusi BBM Aman Pasca-banjir Bandang Sentani Jayapura
Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa perbaikan kondisi lingkungan di hulu akan menjadi fokus perhatian pemerintah ke depan. Hal ini demi meminimalisir faktor kelalaian manusia dalam bencana alam.
“Inilah yang ke depan harus kita kerjakan. Arah pekerjaannya ke sana,” ujar Jokowi.
Salah satu cara memperbaiki kondisi di hulu, yakni dengan cara reboisasi alias penghijauan kembali.
Baca juga: Mereka yang Gundah Mencari Keluarga yang Terseret Banjir Bandang di Sentani Jayapura...
Diketahui, jumlah korban akibat banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua yang terjadi Sabtu (16/3/2019) malam, terus bertambah. Hingga Minggu sore, jumlah korban tewas mencapai 63 orang.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes (Pol) AM Kamal mengatakan, 17 jenazah telah berhasil teridentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jayapura. Sebanyak 11 di antaranya sudah diserahkan ke keluarga.