Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: 200 Ribu Lebih Sekolah Terapkan Penguatan Pendidikan Karakter

Kompas.com - 14/03/2019, 17:53 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan, sekitar 208 ribu sekolah menerapkan program penguatan pendidikan karakter (PPK).

Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 disebutkan bahwa PPK adalah gerakan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

Gerakan ini melibatkan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

"Penguatan pendidikan karakter itu 2016 dimulai secara formal ketika keluar Permendikbud awalnya 542 sekolah. Kabupaten, kota bersemangat, hampir berjalan sekarang di 208 ribu sekolah," kata Hilmar dalam diskusi Membangun Karakter dan Mental SDM Indonesia di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Baca juga: Perkuat Pendidikan Karakter, WVI Luncurkan Buku Panduan PPK

Menurut Hilmar, peningkatan drastis ini merupakan hasil kerja sama pemerintah bersama dinas-dinas pendidikan di daerah.

Capaian ini perlu ditingkatkan bersama-sama guna mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental. Hal itu diamanatkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016.

Hilmar menyatakan, PPK juga memerhatikan pada hal-hal kecil yang tak diajarkan di kelas.

"Misalnya di sekolah ada rak sepatu, murid-muridnya nyusun sepatunya dikasih nama, ini yang namanya pendidikan karakter, ini enggak ada anggarannya ini. Jadi jangan selalu melihat jumlah anggaran, angka," kata dia.

Hilmar juga mencontohkan keterlibatan siswa untuk membersihkan sekolah dalam waktu tertentu. Menurut dia, hal seperti ini juga untuk meningkatkan kedisiplinan anak.

"Itu ada juga konser karawitan muda, anak-anak sekolah juga dkenalkan pada seni tradisi kita. Banyak sekali program seperti ini bertebaran di Indonesia," papar Hilmar.

Menurut dia, PPK juga untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi Revolusi Industri 4.0. Indonesia diharapkan ikut memimpin revolusi ini.

"Syarat dasar kita untuk ikut terlibat kalau bisa memimpin Revolusi Industri 4.0 adalah mengatasi inferiority (rasa rendah diri)," ujar dia.

Dengan adanya PPK, siswa tidak hanya mengejar nilai akademis saja. Tetapi, pendidikan yang juga berkaitan dengan olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga.

Baca juga: Tanpa Pendidikan Karakter Kita Semua Lumpuh

PPK diintegrasikan dengan pelaksanaan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di sekolah.

Kegiatan intrakurikuler merupakan mata pelajaran umum yang biasa diterima siswa. Kegiatan kokurikuler meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan budaya, atau bentuk kegiatan lain untuk penguatan karakter siswa.

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler misalnya kegiatan karya ilmiah, latihan olah bakat atau minat, dan keagamaan.

Kompas TV Menteri Pendidikan dan Menteri Agama membantah hasutan yang beredar melalui video di Makassar yang sempat viral. Dalam video itu seorang ibu datang ke rumah rumah dan menghasut ke warga bahwa pemerintahan Jokowi akan menghapus #pelajaranagama bila terpilih lagi. Menjawab tudingan itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy memastikan tidak ada penghapusan pelajaran agama. Menurut #Mendikbud isu ini muncul saat Kemendikbud mewajibkan sekolah melakukan program penguatan pendidikan karakter. Program ini tidak untuk menghapus ajaran agama tetapi justru penguatan agama. Bantahan yang sama juga dilontarkan oleh #MenteriAgama, Lukman Hakim Saifuddin. Menag menjamin pelajaran agama tidak akan dihapuskan dari pelajaran sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

Nasional
KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

Nasional
Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Nasional
Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com