Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Infrastruktur Dinilai Juga Berpengaruh pada Revolusi Mental

Kompas.com - 14/03/2019, 16:27 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid memandang, pembangunan infrastruktur juga berpengaruh pada perubahan karakter masyarakat.

"Revolusi mental yang fenomenal yang bisa kita lihat walaupun enggak ada programnya itu, perubahan di Commuter Line. Misalnya dulu orang masih naik di atap, sekarang enggak ada, bersih," kata Hilmar dalam diskusi bertajuk "Membangun Karakter dan Mental SDM Indonesia" di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (14/3/2019).

Oleh karena itu, Hilmar menegaskan pembangunan infrastruktur jangan hanya dilihat dari segi fisik. Keberadaan infrastruktur bisa mengubah cara pandang dan perilaku seseorang dalam kesehariannya.

Baca juga: Hingga 2018, Bank BUMN Salurkan Rp 330,2 Triliun Untuk Infrastruktur

"Dia (pembangunan infrastruktur) mengubah cara pandang dalam banyak hal. Efek program pembangunan infrastruktur itu jelas kontribusinya terhadap revolusi mental," kata Hilmar.

Saat ini, kata Hilmar, pemerintah juga sedang memperkuat implementasi pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Sekolah juga berupaya membangun karakter siswa-siswanya melalui hal-hal kecil yang tak diajarkan di kelas.

"Susah diangkakan, misalnya di sekolah ada rak sepatu murid-muridnya nyusun sepatunya di rak, dikasih nama. Kemudian anak-anak juga dikenalkan pada seni tradisi kita, banyak sekali program seperti ini di Indonesia," ujar dia.

Menurut Hilmar, pada awal 2016, program penguatan pendidikan karakter baru diterapkan di 542 sekolah. Namun, jumlah itu terus meningkat hingga saat ini mencapai 280 ribu sekolah.

"Percepatannya bagus karena daerah juga menyambut, kabupaten, kota bersemangat. Maka konsep gerakan itu sangat penting," ujar dia.

Di sisi lain, pemerintah juga mengupayakan literasi digital sejak dini. Hal itu guna memastikan anak-anak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak.

"Program literasi digital juga, karena anak sekolah sekarang orang tuanya sibuk yang disodorin sama mereka handphone. Nah ini kalau enggak dibekali anak-anak dengan kemampuan untuk memfilter, sulit," ujarnya.

Baca juga: Fadli Zon Sindir Jargon Revolusi Mental yang Lenyap di Akhir Pemerintahan Jokowi

Kemudian pemerintah dan masyarakat daerah juga didorong menyusun pokok pikiran kebudayaan daerah. Hal ini dilakukan agar tata kelola kebudayaan semakin baik.

Menurut Hilmar, ada 324 kabupaten, kota yang sudah menyusun pokok pikiran kebudayaan.

"Dulu strategi nasional kebudayaan itu miliknya kaum cendekiawan, diskusi di antara mereka aja. Ini kita ubah metodenya harus dari bawah sehingga kepemilikannya muncul dari tingkat akar rumput. Kalau enggak, jadi omongan awang-awang, tidak membumi," kata dia.

Kompas TV AHY menyebut, tak hanya pembangunan fisik, namun diperlukan pula, pembangunan karakter bangsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com