JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme, Al Chaidar, menilai terduga teroris Husain alias Abu Hamzah fokus membuat jaringan teroris secara lone wolf agar kepolisian tidak bisa membongkar jaringan teroris yang lebih besar.
Sebelumnya, Husain ditangkap aparat kepolisian di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019).
"Kelebihan lone wolf adalah membuat kepolisian sulit membongkar jaringan yang lebih besar," ujar Chaidar kepada Kompas.com, Rabu (13/3/2019).
Menurut dia, Husain adalah tokoh penyebar ideologi takfiri di kalangan kelompok radikal. Takfiri, lanjutnya, merupakan paham yang mengkafirkan orang lain yang tak punya paham keagamaan yang sama.
"Husain gunakan media sosial untuk menyebarkan paham tersebut," ungkapnya kemudian.
Baca juga: Kronologi Ledakan dan Penangkapan Terduga Teroris di Sibolga Versi Warga
Diakui Chaidar, jaringan teroris secara lone wolf tersebut juga dialami di negara-negara lain, seperti di Perancis, Turki, dan Amerika Serikat.
Penangkapan Husain bermula pada Selasa sore. Ledakan terdengar dari salah satu rumah warga di Jalan Cendrawasih tepatnya di depan Masjid Al Mukhlisin, Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Ledakan tersebut diduga terkait dengan penangkapan seorang terduga terorisme.
Dari keterangan polisi, Husain berusia 32 tahun, warga Sibolga. Dia memiliki kemampuan merakit bom.
Sebelum Husain, Densus 88 juga menangkap terduga teroris berinisial RS di Lampung, Sabtu (9/3/2019). Buronan ini ditangkap setelah polisi mendapat informasi dari pihak keluarga bahwa RS sudah kembali ke rumah.
RS lama tak pulang dan diduga terpapar jaringan terorisme.
Adapun PK ditangkap sehari kemudian. Dia berencana menjalankan aksi teror di markas kepolisian.
Dalam penangkapan itu, lanjutnya, kepolisian mengamankan berbagai barang bukti yang mengarah pada pembuatan bom rakitan.
"Bom ini biasa dipakai oleh kelompok JAD, antara lain potongan-potongan paku, baut, dan kaleng-kaleng. Ada barang bukti, ini dalam rangka melakukan serangan para aparat kepolisian," ungkap Dedi kemudian.
Dedi menyebut, RS dan PK termasuk dalam jaringan teroris kelompok JAD. Namun, mereka melalukan aksinya secara individu, tidak bersama-sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.