JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak percaya dengan isu tujuh kontainer surat suara pemilihan presiden (pilpres) tercoblos yang sempat beredar.
Menurut survei, publik menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga yang netral.
"Isu tujuh kontainer surat suara (tercoblos) itu tidak dapat dipercaya. Publik tidak percaya dengan isu KPU tidak netral," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam jumpa pers di Kantor SMRC Jakarta, Minggu (10/3/2019).
Baca juga: Kasus P 21, Tersangka Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Diserahkan ke Kejaksaan
SMRC melakukan survei kepada 1.426 responden yang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Pertama, peneliti menanyakan, apakah responden percaya kepada isu tujuh kontainer surat suara. Isu tersebut mengenai ada tujug kontainer dari China yang di dalamnya terdapat 10 juta surat suara pemilihan presiden.
Berdasarkan isu, surat suara tersebut telah dicoblos dengan pilihan pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Hasilnya, sebanyak 61 persen responden menyatakan tidak percaya. Hanya 4 persen responden yang menyatakan percaya.
Kemudian, sebanyak 35 persen responden menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab.
Baca juga: Survei SMRC: Kepercayaan Publik terhadap Bawaslu Cukup Tinggi
Berikutnya, peneliti menanyakan mengenai isu bahwa KPU tidak netral dalam menyelenggarakan pemilu. Hasilnya, 56 persen responden menyatakan tidak percaya dengan isu KPU tidak netral.
Hanya 13 persen yang percaya dengan isu KPU tidak netral. Kemudian, sebanyak 32 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Pengumpulan data dalam survei ini dilakukan pada 24-31 Januari 2019. Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.426 responden.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,65 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.