Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

174 WNA Ditemukan dalam DPT, KPU Terus Lakukan Penyisiran

Kompas.com - 09/03/2019, 19:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asya'ari memastikan pihaknya terus menyisir Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menemukan warga negara asing (WNA) di dalamnya.

Penyisiran tetap dilakukan, meski sebelumnya sudah ditemukan 103 warga negara asing yang memiliki e-KTP dan masuk DPT.

"KPU tetap melakukan penyisiran dengan temuan itu. KPU harus memastikan karena di undang-undang pemilu itu mendata warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk memilih," ujar Hasyim dalam acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2019).

Baca juga: KPU Pastikan Mencoret Ratusan WNA yang Masuk DPT

"Jadi, kalau ada ditemukan warga negara asing, mau enggak mau KPU harus mencoret nama- nama itu, mengeluarkan nama-nama itu dari daftar pemilih tetap," katanya.  

Hasyim menjelaskan penyisiran dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap pertama, dengan menyisir database DPT. Petugas akan mengecek satu per satu nama untuk menemukan nama asing.

Baca juga: KPU Sumatera Barat Temukan Tiga WNA Masuk DPT

Tahap kedua, ketika ada nama yang dicurigai sebagai WNA, petugas melakukan pengecekan di lapangan.

"Nama ini kemudian dicek lagi di lapangan, orangnya ada atau tidak, dia WNI atau bukan. Kalau sudah dipastikan dia, iya (WNI), akan dicoret dan dikeluarkan dari DPT," ujar Hasyim.

Sejauh ini, lanjut dia, KPU sudah menemukan 174 nama yang ternyata merupakan WNA di dalam DPT.

Baca juga: KPU, Bawaslu, dan Kemendagri Bentuk Tim Tangani WNA Masuk DPT Pemilu

Sebelumnya, KPU telah selesai melakukan pengecekan faktual 103 data WNA pemilik e-KTP yang diduga masuk dalam DPT Pemilu 2019.

Berdasarkan hasil pencermatan, KPU hanya menemukan 101 data WNA yang masuk DPT.

Dua nama WNA yang lain disinyalir terdata ganda. Atas temuan tersebut, KPU sudah melakukan pencoretan.

"Kami sudah menindaklanjuti sejumlah nama WNA, sudah cek namanya ada 103, tetapi setelah kami telusuri dan kami teliti ternyata ada 101. Ada yang namanya ganda," kata Ketua KPU Arief Budiman di kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com