Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Unggahan ini juga terdapat tagline "Mari Teladani Poligami dalam Kehidupan Rakyat".
Kemudian, ada juga unggahan kedua dengan tagline "Dukung Penuh Keluarga Poligami", dan "Bersetubuh dengan Suami adalah Ibadah bagi Istri. Marilah Kita Bantu Semua Wanita untuk Beribadah. Milikilah Istri Sebanyak-banyaknya."
PKS yang merasa dirugikan dengan post itu kemudian memberikan tanggapan.
"Itu hoaks. Kami mendapatkan ini dari medsos saja. Kami menegaskan bahwa meme tersebut merupakan fitnah, berita bohong (hoaks) serta serangan terhadap kehormatan partai. partai tidak pernah merilis atau memproduksi atau mempublikasi konten meme tersebut," ujar Wakil Ketua Bidang Humas Dewan Pengurus Partai (DPP) PKS, Dedi Supriadi kepada Kompas.com, Rabu (6/3/2019).
Selain itu, PKS juga mengajukan somasi kepada pihak-pihak yang memproduksi dan menyebarluaskan konten.
PKS melalui akun Instagram @pk_sejahtera, PKS juga mengklarifikasi bahwa unggahan Hari Poligami Nasional yang jatuh pada 1 Maret merupakan hoaks.
Baca juga: [HOAKS] PKS Cetuskan 1 Maret sebagai Hari Poligami Nasional
Beredar sebuah video yang diduga merupakan kampanye hitam terkait Pilpres 2019 di beberapa media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp sejak Senin (4/3/2019).
Dalam video berdurasi sekitar 42 detik ini menampilkan seorang perempuan yang diduga melakukan kampanye hitam dengan mengatakan, pelajaran Agama Islam akan dihapus jika Presiden Joko Widodo kembali terpilih pada periode 2019-2024 nantinya.
Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama sampai memberikan tanggapan terhadap video tersebut.
"Tidak benar itu, enggak ada penghapusan. Tidak mungkin itu. Bahkan ada rencana membuat UU Pondok Pesantren. Berarti kan kuat," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Mengetahui adanya video tersebut, Menteri Agama Lukman Hakil Syaifuddin juga memastikan pelajaran Agama Islam tidak akan dihapus.
"Selaku Menteri Agama, saya menjamin betul bahwa hal itu tidak akan terjadi. Mengapa? Karena Indonesia adalah negara yang sangat agamis yang tidak melepaskan diri dari nilai-nilai agama, apalagi nilai-nilai Islam karena mayoritas bangsa ini adalah Muslim," ujar Lukman di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Tak hanya itu, menurut Ditjen Pendidikan Islam Kemenag justru terus berupaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan agama dan keagamaan.
Tidak hanya fisik, banyak program afirmatif yang dilakukan, penguatan akses dan mutu pendidikan juga dilakukan pada aspek pengembangan SDM (beasiswa), kurikulum, maupun penguatan proses belajar mengajar.
Baca juga: [HOAKS] Jokowi Hapus Pendidikan Islam jika Kembali Jadi Presiden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.