Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Maret 1998, Saat Soeharto Bersedia Menjadi Presiden (Lagi)...

Kompas.com - 08/03/2019, 17:35 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "The Smiling General". Julukan itu tertuju kepada Presiden kedua Republik Indonesia (RI), Soeharto, berdasarkan buku biografinya yang ditulis warga Jerman, OG Roeder.

Soeharto dilahirkan pada 8 Juni 1821 di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Bantul, Yogyakarta dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Ayahnya merupakan seorang ulu-ulu atau petugas pengatur air dan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa.

Karier kepemimpinannya muncul pasca-meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Dengan mengaku berpedoman pada Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar yang diembannya, dia mulai memerintah Indonesia pada 12 Maret 1967.

Tak ada yang menyangka, Soeharto mampu berkuasa selama 32 tahun sebagai presiden. Soeharto bahkan dipilih sebagai presiden oleh MPR hasil enam kali pemilu, yaitu pada 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997. 

Hari ini 21 tahun silam, tepatnya pada 8 Maret 1998, Soeharto mengumumkan bahwa dia bersedia dicalonkan kembali menjadi presiden untuk periode 1998-2003.

Krisis ekonomi yang sedang dialami Indonesia tak mengurangi langkah Soeharto untuk menolak tawaran dari beberapa partai pengusungnya. Bahkan, protes terhadap rencana pemilihan Soeharto sebagai presiden juga tidak dipedulikannya.

Jenderal bintang lima ini menyatakan, dengan semangat kejuangan dan Sapta Marga, jangankan harta, jiwa pun akan dipasrahkan untuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Lima Fraksi

Soeharto mengumumkan bersedia untuk kembali menjadi presiden di sela berlangsungnya Sidang Umum MPR pada Maret 1998. Ini merupakan sidang umum hasil Pemilu 1997 yang dimenangkan Golkar.

Sebelumnya, beberapa pimpinan fraksi di MPR menemui Presiden Soeharto di kediamannya untuk membahasa pencalonan dirinya.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 8 Maret 1998, pimpinan fraksi MPR yang terdiri dari Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP), Fraksi Karya Pembangunan (F-KP), Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (F-PDI), Fraksi Utusan Daerah (F-UD), dan Fraksi ABRI (F-ABRI).

Ketika itu pimpinan kelima fraksi MPR secara jelas berkonsultasi dan meminta Soeharto untuk bersedia dicalonkan menjadi presiden lagi.

Konsultasi untuk pencalonan presiden dilakukan secara berturut-turut antara pukul 14.30 hingga 16.40 WIB di Jalan Cendana, kediaman Soeharto.

Adapun, yang pertama masuk ke kediaman Kepala Negara adalah F-ABRI, disusul Fraksi Karya Pembangunan (F-KP), Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (F-PDI), Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dan terakhir Fraksi Utusan Daerah (F-UD).

Masing-masing perwakilan fraksi menggunakan waktu sekitar 30 menit, kecuali F-UD yang menggunakan waktu sekitar 45 menit.

Kepada kelima fraksi MPR, Pak Harto dengan jelas menyatakan bersedia untuk dicalonkan kembali untuk memegang jabatan Presiden masa bakti 1998-2003 bersama dengan BJ Habibie.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com