Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW Minta Kepolisian Jaga Situasi Pemilu 2019 Tetap Kondusif

Kompas.com - 08/03/2019, 09:49 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane meminta kepolisian menjadi garda terdepan dalam menjaga kondisi Pemilu 2019 berjalan kondusif dan tidak gaduh.

Hal itu Neta ungkapkan menyusul peristiwa penangkapan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Robertus Robet atas dugaan kasus penghinaan terhadap institusi TNI.

"Dari kasus Robet, IPW meminta jajaran kepolisian agar menjaga situasi Pemilu 2019 berjalan kondusif. Sebab, bukan mustahil kepolisian bisa salah langkah dan membuat masalah kian rumit menjelang dan paska Pemilu 2019," ujar Neta kepada Kompas.com, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: Wapres Kalla Sebut Saling Sindir di Kampanye Sekarang Masih Kondusif

Menyikapi dinamika politik pada tahun ini, lanjut Neta, Polri seakan gamang dan khawatir dirundung tidak netral oleh masyarakat. Untuk itu, kepolisian wajib berkonsentrasi mengamankan proses pemilu.

Robet sebelumnya ditangkap karena diduga menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan kelompok masyarakat berdasarkan SARA, berita hoaks atau penghinaan terhadap penguasa atau badan umum.

Robet diduga melanggar Pasal 207 KUHP tentang penghinaan terhadap penguasa atau badan hukum di Indonesia.

Baca juga: Soal Pembakaran Bendera, Stafsus Presiden Minta Kedepankan Suasana Kondusif

Tindak pidana tersebut diduga dilakukan Robet saat berorasi di Aksi Kamisan pada 28 Februari 2019 mengenai dwifungsi ABRI.

Dalam orasinya itu, Robet menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan mahasiswa pergerakan 1998 untuk menyindir institusi ABRI.

Tak hanya kasus Robet, Neta juga mengingatkan kepolisian untuk bekerja dengan cepat dalam mendeteksi dini adanya kelompok yang hendak mengacaukan proses pemilu.

Baca juga: Polri Imbau Masyarakat Jaga Situasi Kondusif Aksi Malam Munajat 212

Ia mencontohkan, hingga saat ini, kepolisian belum mengungkap kasus teror pembakaran di Jawa Tengah yang masih berlanjut.

"IPW berharap kepolisian untuk cepat mendeteksi kekacauan proses pemilu. Kasus rentetan pembakaran mobil di Jawa Tengah adalah gambaran bahwa kelompok radikal mendapat peluang untuk beraksi. Polri harus maksimalkan polsek dan polresnya," ungkapnya kemudian.

Kompas TV Suhu politik di Jawa Tengah semakin terasa dengan kedatangan Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto. Apa kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo soal kondusifitas jelang pemilu yang berlangsung 2 bulan lagi? Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan berbincang bersama kami lewat sambungan satelit dari Studio KompasTV di Semarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com