Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Hari Perempuan Internasional, Hari Perjuangan Perempuan

Kompas.com - 08/03/2019, 08:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


HARI ini kembali Hari Perempuan Internasional diperingati. United Nations, Perserikatan Bangsa-bangsa sudah menggulirkan tema internasionalnya di mana-mana. Tema itu: Balance for Better. Arti harafiahnya, setara (antara perempuan dan lelaki) untuk hidup yang lebih baik.

Tema yang kadang di negara kita dicibir, karena merasa tak ada yang salah dengan kesetaraan perempuan dan lelaki di negara kita.

Namun, tahukah Anda, begitu banyak persoalan perempuan yang menjadi pekerjaan rumah tak selesai di negara kita? Dan bahkan sampai menjelang 74 tahun negara ini didirikan.

Saya bukan mengajak bersedih, justru saya ingin mengajak memaknai hari ini dengan cara yang sedikit berbeda daripada hanya seremonial gembira, yaitu mengingat dua  persoalan perempuan di Indonesia yang tak kunjung rampung: pernikahan usia anak dan kematian ibu melahirkan.

Hari Perempuan Internasional 2019 berarti mengingat seorang remaja putri usia SMP di Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang tahun lalu menggemparkan media massa.

Ia dinikahkan dengan temannya dan pernikahan disahkan secara hukum, juga dengan restu orang tua. Gadis kecil itu bahkan kehilangan hak atas pendidikan setinggi-tingginya.

Atau, kita mengingat seorang ibu di Papua yang meninggal dunia karena pendarahan dan komplikasi. Adat tempatnya tinggal mengharuskannya diasingkan ke hutan ketika ia sudah hamil besar dan akan melahirkan anaknya.

Dari ratusan penelitian

Bila kita bicara dengan data dan penelitian, tentu ini bisa membuka mata, menjadi refleksi, dan tentu saja membuat kita semua tergerak mencari jalan keluar. Sejak didirikan tahun 1990, Sekolah Kajian Strategik dan Global, Program Studi Kajian Gender, Universitas Indonesia, telah mengeluarkan ratusan penelitian terkait isu perempuan di Indonesia.

Sekolah yang didirikan oleh antara lain almarhumah Prof. T.O. Ihromi dan Prof. Saparinah Sadli pada 1990 ini awalnya berada di bawah Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Penelitian yang dikeluarkan oleh sekitar 300-an alumninya yang menjadi rujukan tulisan ini, sebetulnya bisa segera dipetik sebagai jalan keluar yang solutif atas berbagai persoalan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.

Tulisan ini hanya menyoroti dua hal saja yang menurut saya paling membuat miris dan prihatin. Kematian ibu melahirkan dan pernikahan usia anak. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com