JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Aria Bima, menyebutkan, maraknya kampanye hitam yang menyerang Jokowi merupakan upaya dari pihak tertentu untuk mendelegitimasi pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu.
Menurut Aria, upaya itu dilakukan dengan menggunakan isu-isu yang berkaitan dengan suku, agama, ras, dan antargolongan.
"Berita bohong atau berita palsu atau berita-berita yang (kampanye hitam) itu sebenarnya mendelegitimasi Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma'ruf," kata Aria saat ditemui di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).
"Sekarang ini banyak hal yang terkait dengan isu SARA, agama terutama, mendelegitimasi," lanjut dia.
Baca juga: Penjelasan PKS soal Wanita di Video Jika Jokowi Terpilih, Pelajaran Agama Islam Dihapus
Ia mengatakan, hoaks dalam kampanye hitam disebarluaskan dalam 3 bentuk. Pertama, man to man atau door to door.
Kedua, dalam bentuk selebaran yang disebarkan ke ruang-ruang publik, seperti tempat-tempat ibadah. Ketiga, melalui media sosial.
Menurut dia, kampanye hitam yang belakangan menyerang Jokowi-Ma'ruf dilakukan melalui 3 metode sekaligus, baik door to door, selebaran, maupun media sosial.
Aria memprediksi, di sisa waktu kampanye ini akan makin marak kasus serupa di media sosial karena media ini dinilai paling efektif untuk kampanye hitam dan sulit untuk diperkarakan ke jalur hukum.
Baca juga: Sambangi Bareskrim, TKN Laporkan Video Berisi Fitnah Terhadap Jokowi-Maruf
Pada akhir Febuari 2019, viral sebuah video yang diduga mengarah pada kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Video tersebut diunggah pemilik akun Twitter @citrawida5.
Dalam video tersebut tampak perempuan tengah berbicara kepada salah seorang penghuni rumah dalam bahasa Sunda.
"Moal aya deui sora azan, moal aya deui Nu make tiung. Awewe jeung Awewe meunang kawin, lalaki jeung lalaki meunang kawin (tidak ada lagi suara azan, tidak ada lagi yang pakai kerudung, perempuan dan perempuan boleh menikah, laki-laki dan laki-laki boleh menikah)," kata perempuann dalam video tersebut.
Paling baru, beredar video di media sosial di mana seorang ibu yang diduga melakukan kampanye hitam terhadap Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Beredar Video Jika Jokowi Terpilih Pendidikan Agama Islam Dihilangkan, Bawaslu Cari Pelaku
Peristiwa ini diduga terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam video berdurasi 45 detik itu, si ibu yang terlihat tengah bertamu ke rumah salah seorang warga, mengatakan, pemerintahan Jokowi akan menghapus kurikulum agama dan menghapus pesantren.
"Kalau kita pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati.Tapi besok lima tahun atau 10 tahun akan datang ini, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya," kata ibu tersebut, dilihat dari rekaman video.
"Itu kan salah satu programnya mereka. Yang pertama, pendidikan agama di hapus di sekolah sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren Itu akan menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.