Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Sebagai Menteri Agama, Saya Jamin Pelajaran Agama Islam Tak Akan Dihapuskan

Kompas.com - 06/03/2019, 16:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin memastikan pelajaran agama Islam tak akan dihapuskan.

Hal itu disampaikan Lukman menanggapi dugaan kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi di Makassar.

Dugaan kampanye hitam yang rekaman videonya tersebar itu menyatakan bila Jokowi terpilih maka pelajaran agama Islam akan dihapuskan.

"Selaku Menteri Agama, saya menjamin betul bahwa hal itu tidak akan terjadi. Mengapa? Karena Indonesia adalah negara yang sangat agamis yang tidak melepaskan diri dari nilai-nilai agama, apalagi nilai-nilai Islam karena mayoritas bangsa ini adalah muslim," kata Lukman di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Baca juga: Sambangi Bareskrim, TKN Laporkan Video Berisi Fitnah Terhadap Jokowi-Maruf

"Sama sekali tidak benar anggapan atau yang dikatakan sebagian kalangan bahwa kalau Bapak Presiden Jokowi kembali melanjutkan masa jabatan untuk lima tahun ke depan untuk yang kedua kalinya akan dihilangkan pelajar-pelajaran agama," lanjut Lukman.

Ia mengatakan, justru kebijakan yang berkaitan dengan Islam banyak didukung oleh Presiden Joko Widodo.

Beberapa di antaranya seperti penetapan Hari Santri Nasional dan penguatan lembaga pendidikan keagamaan di berbagai tempat.

Lukman menambahkan, apa yang disebutkan pada video itu juga mustahil karena sila pertama Pancasila yang menempatkan nilai-nilai ketuhanan paling utama.

Baca juga: Beredar Video Pelajaran Agama Dihapus jika Jokowi Terpilih, Ini Respons TKN

Oleh karena itu, kata Lukman, pendidikan agama mutlak dibutuhkan di Indonesia selaku negara yang religius.

"(Katanya) Akan dihilangkan pesantren, menjadi sekolah-sekolah umum apalagi akan dihapuskan Kementerian Agama itu sama sekali tidak benar. Indonesia berdasarkan Pancasila, Pancasila itu Ketuhan Yang Maha Esa. Dan empat sila yang lain adalah nilai-nilai agama," papar politisi PPP ini.

"Saya yakin siapa pun presidennya tidak akan mungkin menghilangkan pelajaran agama di Indonesia," lanjut dia.

Dalam sebuah video yang beredar, seorang ibu menyebarkan fitnah dari rumah ke rumah warga bahwa jika pasangan capres nomor 01 terpilih, Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah akan dihapuskan.

Baca juga: TKN Siapkan Langkah Hukum Terkait Video Pelajaran Agama Dihapus jika Jokowi Terpilih

Pada video tersebut, seorang wanita mengenakan jilbab warna kuning dan di baju lengan panjangnya terdapat gambar mirip lambang sebuah partai.

Dalam video itu, ibu tersebut ditemani beberapa rekannya yang juga mengenakan baju dengan gambar yang sama melakukan dugaan kampanye hitam terhadap pasangan capres nomor 01.

Kalau pilih Prabowo itu, kita pikirkan nasib agama kita, anak-anak kita walaupun kita tidak menikmati sekarang. Tapi besok lima atau sepuluh tahun akan datang, apakah kita mau kalau pelajaran agama dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya?” katanya.

Itu kan salah satu programnya mereka, pertama pendidikan agama dihapus di sekolah-sekolah. Terus rencananya mereka itu menggantikan pesantren menjadi sekolah umum dan berbagai macam cara untuk ini,” tutur wanita berusia kisaran 50-an tahun yang belum diketahui identitasnya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com