Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diancam, Masyarakat Poso Takut Laporkan Informasi soal Kelompok MIT ke Polisi

Kompas.com - 04/03/2019, 15:26 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asisten bidang operasi (Apsos) Polri Irjen Rudy Sufahriadi mengungkapkan, masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Poso, Sulawesi Tengah, lebih takut dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) daripada memberikan informasi ke Satgas Tinombala.

"Masyarakat di sana itu mungkin lebih takut sama mereka (MIT) daripada memberikan informasi kepada kita. Jadi ini yang sedang kita himbau kepada masyarakat untuk percaya kepada polisi yang bertugas melindungi mereka," kata Rudy di gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).

Baca juga: Satu Anggota MIT Tertangkap dalam Keadaan Hidup oleh Satgas Tinombala

Dia menceritakan, masyarakat kerap diancam oleh kelompok MIT untuk tidak memberi informasi apapun kepada satgas.

"Pada tahun 2016, aparat sempat mendatangi masyarakat di wilayah pegunungan. Masyarakat kemudian diancam oleh MIT, padahal tidak memberikan informasi apa-apa. Tidak memberikan informasi saja diancam, apalagi memberikan informasi," ungkapnya kemudian.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/3/2017).KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Alhasil, seperti diungkapkan Rudy, Satgas Tinombola menggunakan teknologi dengan menyusuri rekam jejak kelompok MIT.

Baca juga: 10 Anggota MIT Ali Kalora yang Diburu Polisi

Kendati demikian, ia terus meminta kepada masyarakat untuk tetap berpihak kepada kepolisian, bukan ke kelompok MIT.

"Kami minta masyarakat agar tetap berpihak kepada kepolisian, berpihak kepada yang benar," papar Rudy.

Sebelumnya, Satgas Tinombola menembak mati seorang terduga teroris bernama Ba'asyir alias Romzi dalam kontak tembak di Desa Padopi, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (3/3/2019).

Baca juga: Polisi Lakukan “Pendekatan Lunak” Kepada Anggota Keluarga MIT

Nama tersebut diketahui merupakan anggota kelompok MIT pimpinan Ali Kalora di Poso.

Selain Ba'asyir, satgas juga menangkap anggota kelompok MIT lainnya, yaitu Aditya.

Aditya kini sedang diperiksa di Mapolda Sulteng oleh satgas. Adapun Ali Kalora saat ini masih belum tertangkap dan tetap berada dalam kelompok MIT.

Kompas TV Satgas Tinombala terus mengejar kelompok Ali Kalora, yang menyerang polisi diDusun Salubose, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.<br /> <br /> Polri menyebut, kelompok teroris itu hanya memiliki kekuatan sebanyak 10 orang, dengan persenjataan yang sedikit. Kelompok Ali Kora adalah pelaku yang memutilasi salah seorang Warga Poso, Sulawesi Tengah.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]-->
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com