6. Fenomena Nurhadi-Aldo dan potensi golput
Pada bagian akhir pidatonya, Agus sempat menyinggung soal kemunculan capres alternatif Nurhadi-Aldo yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial.
Menurut Agus, kemunculan Nurhadi-Aldo dan tingginya potensi golput merupakan indikasi masyarakat jenuh terhadap politik saat ini.
"Munculnya satir capres alternatif Nurhadi-Aldo di media sosial, dan cukup besarnya potensi golput adalah indikasi kejenuhan masyarakat terhadap kehidupan politik dan demokrasi saat ini," ujar Agus.
Agus menilai, saat ini kehidupan politik dan demokrasi mengalami kemunduran.
Lantas, ia membandingkan saat Partai Demokrat menjadi partai penguasa. Ia mengatakan saat itu stabilitas politik terjaga baik.
Kalaupun ada riak dan dinamika, kata Agus, hal itu merupakan bagian dari demokrasi dan kebebasan itu sendiri.
"Pada saat Partai Demokrat berada di pemerintahan, atau ketika menjadi “the ruling party”, sesungguhnya kami bersyukur karena demokrasi, termasuk pemilu kita, makin matang dan makin berkualitas," kata Agus.
Saat Partai Demokrat berkuasa, klaim Agus, tidak muncul ketegangan yang berlebihan antar kelompok pendukung, golongan, apalagi antar identitas (SARA) dalam pemilu.
Perbedaan pandangan dan pilihan politik tidak dibawa ke level pribadi atau personal.
Sementara, saat ini masyarakat sudah lelah dengan friksi dan gesekan politik yang terjadi.
"Kalaupun ada, jumlahnya relatif kecil dan tidak menjadi keprihatinan nasional," ucapnya.
"Kita yakin, rakyat saat ini sudah lelah dengan friksi-friksi atau gesekan-gesekan politik yang terjadi," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.