Pasukan langsung memutuskan mundur karena kondisinya tak memungkinkan melakukan perlawanan.
Keesokan harinya, 1 Maret 1949, seluruh kekuatan dikerahkan untuk melakukan penyerangan. Sirine yang menjadi penanda berakhirnya jam malam, oleh pasukan Indonesia digunakan sebagai sinyal untuk memulai serangan.
Pertempuran memuncak sekitar pukul 11.00, ketika bala bantuan musuh datang dari arah Magelang yang terdiri dari pasukan kavaleri NICA dan komando Gajah Merah.
Pasukan Indonesia akhirnya mundur setelah selama enam jam menguasai Yogyakarta, dan menuju Tanjungtirto serta Maguwo keesokan harinya.
Untuk mengenang peristiwa serangan umum 1 Maret 1949, dibangun sebuah monumen yang diresmikan pada 1 Maret 1973 oleh Presiden Soeharto, dihadiri oleh Hamengku Buwono IX dan pejabat resmi negara lainnya.
Presiden Soeharto berjalan kaki dari Gedung Agung menuju ke lokasi monumen yang dikenal dengan sebutan "Enam Jam di Jogja"
Ketika peresmian, sirine, lonceng gereja, bedug majid, ketongan surau dibunyikan selama satu menit untuk mengingat perjuangan pada masa lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.