Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/03/2019, 08:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberi tanda berupa papan informasi di sepanjang patahan lembang.

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Wisnu Widjaja mengatakan, papan informasi tersebut untuk mengedukasi masyarakat agar mengetahui area mana saja yang rawan tanah longsor, patahan, dan sebagainya.

"Patahan Lembang itu kan cukup besar, ada sekitar 30 kilometer panjangnya. Masa periode ulangnya sekitar 170-670 tahun, sekarang yang terakhir sudah 500 tahun yang lalu. Sekarang yang kami lakukan adalah bagaimana memberikan informasi ini langsung ke masyarakat," ujar Wisnu di kantor BNPB, Jakarta Timur, Kamis (27/2/2019).

Baca juga: Catatan Sejarah dan Perubahan Alam Ungkap 5 Fakta Sesar Lembang

 

Patahan Lembang memanjang horizontal dari Kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, Lembang, Batu Loceng, sampai Padalarang.

Menurut rencana, lanjut Wisnu, pemasangan papan informasi akan dilakukan pertengahan 2019 sekaligus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

"Sekaligus mengedukasi mereka. Karena ketidakpahaman itulah yang menyebabkan masyarakat kita terkesan tidak peduli. Mungkin kita yang kurang menginformasikan," katanya.

Wisnu mengatakan, hal ini sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Kami sudah lapor ke Pak Presiden juga, tempat-tempat yang berbahaya harus diberi tanda. Nanti ada plang yang berupa papan informasi, bunyinya: kalau Anda di daerah gempa bumi, apa yang harus Anda lakukan," ujar Wisnu.

Baca juga: Studi Terbaru Sesar Lembang Diterbitkan, Ini Hasil Paparannya

Selain papan informasi, BNPB juga akan menyosialisasikan aplikasi Inarisk kepada masyarakat.

Melalui aplikasi ini, masyarakat mudah mencari informasi mengenai area rawan bencana yang ada di sekitarnya.

"Nanti kami terjemahkan ke masyarakat agar mereka paham. Kalau terjadi gempa misalnya, aplikasi itu akan memberi tahu titik pusat gempanya. Setelah mereka paham, ya mau tidak mau harus pindah," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sakit, 2 Jemaah Haji Kloter Pertama Tidak Diberangkatkan ke Makkah

Sakit, 2 Jemaah Haji Kloter Pertama Tidak Diberangkatkan ke Makkah

Nasional
PDI-P: 1.375 Organisasi Daftar Jadi Relawan Ganjar

PDI-P: 1.375 Organisasi Daftar Jadi Relawan Ganjar

Nasional
Banyak Korban Perdagangan Orang Meninggal Saat Jadi TKI, Migrant Care Ungkap Penyebabnya

Banyak Korban Perdagangan Orang Meninggal Saat Jadi TKI, Migrant Care Ungkap Penyebabnya

Nasional
KPU Yakin Putusan MK soal Sistem Pemilu Tak Ganggu Tahapan Berjalan

KPU Yakin Putusan MK soal Sistem Pemilu Tak Ganggu Tahapan Berjalan

Nasional
1.897 Jemaah Haji Bergeser dari Madinah ke Makkah

1.897 Jemaah Haji Bergeser dari Madinah ke Makkah

Nasional
Eks Hakim: MK Harus Punya Alasan Mendasar jika Ubah Sistem Pemilu

Eks Hakim: MK Harus Punya Alasan Mendasar jika Ubah Sistem Pemilu

Nasional
Relawan Buruh Sahabat Jokowi Pimpinan Andi Gani Akan Berubah Jadi Relawan Ganjar

Relawan Buruh Sahabat Jokowi Pimpinan Andi Gani Akan Berubah Jadi Relawan Ganjar

Nasional
KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Korvet Pertama Pabrikan Lokal

KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Korvet Pertama Pabrikan Lokal

Nasional
Cerita Ganjar soal Ponselnya yang Eror Setelah Ia Diumumkan sebagai Capres PDI-P

Cerita Ganjar soal Ponselnya yang Eror Setelah Ia Diumumkan sebagai Capres PDI-P

Nasional
Argumen KPK Tolak Diperiksa Ombudsman Dinilai Keliru

Argumen KPK Tolak Diperiksa Ombudsman Dinilai Keliru

Nasional
Kemenaker dan Stakeholders Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Kemenaker dan Stakeholders Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Nasional
Sebulan Tak Bisa Akses Data Pencalegan, Bawaslu Siap Laporkan KPU ke DKPP

Sebulan Tak Bisa Akses Data Pencalegan, Bawaslu Siap Laporkan KPU ke DKPP

Nasional
Ganjar Cerita soal Disabilitas dari Pangandaran yang Datang ke Rumahnya di Semarang dengan Sepeda Motor

Ganjar Cerita soal Disabilitas dari Pangandaran yang Datang ke Rumahnya di Semarang dengan Sepeda Motor

Nasional
Megawati Ingin Indonesia Perbanyak Alutsista Maritim Pabrikan Lokal

Megawati Ingin Indonesia Perbanyak Alutsista Maritim Pabrikan Lokal

Nasional
Modus Perdagangan Orang ke Luar Negeri, Pakai Visa Turis, Umrah, atau Ziarah

Modus Perdagangan Orang ke Luar Negeri, Pakai Visa Turis, Umrah, atau Ziarah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com