Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Bebaskan Bea Masuk Impor Kurma dan Minyak Zaitun dari Palestina

Kompas.com - 28/02/2019, 16:49 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia meniadakan bea masuk untuk dua komoditas impor dari Palestina yakni kurma dan minyak zaitun.

Kesepakatan itu disahkan dalam pertemuan antara Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir, dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Enggar mengatakan, kebijakan pembebasan bea masuk bagi kurma dan minyak zaitun dari Palestina merupakan wujud riil dari dukungan politik Indonesia selama ini kepada negara tersebut.

Baca juga: PM dan Menteri Palestina Resmi Ajukan Pengunduran Diri ke Presiden Abbas

Enggar menyatakan biasanya kebijakan semacam ini diambil dengan studi kelayakan terlebih dahulu. Namun mengingat pentingnya dukungan kepada Palestina, Pemerintah Indonesia meniadakan studi kelayakan untuk pembebasan bea masuk dua komoditas tersebut dari Palestina.

Enggar menambahkan nantinya akan ada komoditas lain dari Palestina yang bebas bea masuk ke Indonesia namun akan didata terlebih dahulu.

"Jadi itu komitmen dukungan politik karena kebijakan politik luar negeri ada di Kementerian Luar Negeri, secara keseluruhan Presiden dan juga dengan Pak Wakil Presiden menggariskan dan juga memberikan dukungan juga kepada bidang ekonomi," ujar Enggar usai pertemuan.

"Dengan demikian secara efektif sudah berlaku ketentuan bea masuk 0 persen itu dengan tata caranya. Insya Allah dalam bulan Ramadhan ini kita sudah menikmati kurma dari Palestina," lanjut politisi Nasdem itu.

Baca juga: Raja Saudi Tegaskan Dukung Negara Palestina Merdeka

Hal senada disampaikan Fachir. Ia mengatakan dukungan kepada Palestina mencakup semua aspek, termasuk ekonomi.

Fachir mengatakan, di berbagai forum resmi internasional, Indonesia selalu konsisten menyatakan dukungan secara politik untuk kemerdekaan Palestina.

"Dukungan kita mencakup semua aspek, ekonomi, politik people to people. Kalau politik dari berbagai forum sering. Di bidang ekonomi seperti ini dan capacity building juga diberikan ke Palestina. Dan sekarang adalah salah satu puncak juga di bidang ekonomi," ujar Fachir.

"Mudah-mudahan justru dengan apa yang kita lakukan hari ini lebih banyak interaksi para pelaku bisnis (Indonesia dengan Palestina) dan Insya Allah tidak hanya minyak zaitun dan kurma saja, tapi komoditas lain dan harapannya lebih banyak lagi," lanjut Fachir.

Kompas TV Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, hadiri pertemuan dewan keamanan PBB, untuk menegaskan dukungan penuh Indonesia atas perjuangan Palestina. Di hadapan anggota Dewan Keamanan PBB, Menlu, Retno Marsudi menegaskan bahwa hak alami dan hukum Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Walaupun perjalanan menuju kemerdekaan dan keanggotaan PBB bergejolak, hal tersebut tidak akan melemahkan upaya Palestina dan masyarakat internasional untuk memenuhi hak Palestina.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]-->
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup, Kaesang: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com