Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Urgensi Minimalisasi "Stunting"

Kompas.com - 26/02/2019, 18:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Contohnya adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD). Padahal IMD menjadi langkah penting dalam memberikan gizi terbaik.

Data menunjukkan bahwa saat ini rata-rata nasional untuk lulusan SMA dan universitas adalah 41,17 persen. Hanya lima daerah yang memiliki lulusan SMA dan Universitas melampaui rata-rata nasional, yaitu Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Dengan demikian, pada daerah stunting tinggi, masih banyak masyarakat berpendidikan di bawah SMA. Meskipun, pendidikan tinggi tentu saja tak selalu menjamin kesadaran gizi yang tinggi pula.

Dengan tingginya angka stunting nasional, indeks Sumber Daya Manusia Indonesia ikut terbawa merosot. Bank Dunia baru saja merilis laporan Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index/HCI).

Dalam laporan tersebut, HCI Indonesia sebesar 0,53 sehingga berada di peringkat ke-87 dari 157 negara. Tak lain, penyebab utamanya adalah banyaknya penduduk Indonesia yang mengalami stunting.

Skala 0,53 menunjukkan bahwa Indonesia terancam kehilangan setengah potensi ekonomi di masa depan. Adapun HCI mencerminkan produktivitas anak yang lahir hari ini sebagai pekerja masa depan, dengan memperhitungkan kesehatan dan pendidikannya.

Ada tiga komponen utama sebagai dasar pengukuran HCI. Pertama, kelangsungan hidup terutama dari usia nol hingga lima tahun karena balita paling rentan terkena penyakit. Skor Indonesia untuk indikator ini adalah sebesar 0,97 dari 1.

Kedua, pendidikan, baik dari sisi durasi hingga kualitas belajarnya. Misalnya, pendidikan si A mencapai Sekolah Menengah Atas (SMA), namun memahami makna dari satu kalimat saja sulit.

Hal itu menunjukkan kualitasnya buruk meskipun lama belajarnya mencapai 12 tahun. Menurut HCI, lama belajar di Indonesia rata-rata 12,3 tahun. Adapun skor harmonized learning outcomes (HLOs) sebesar 403.

Terakhir, kesehatan. Bank Dunia mengukur kemampuan penduduk Indonesia usia 15 hingga 50 tahun dalam bertahan hidup. Dalam hal ini, Indonesia mendapat skor 7,9.

Tak pelak lagi, dari angka tersebut, masa depan Indonesia pun akan ikut terancam. Kondisi rendahnya kapasitas intelektual anak akibat stunting tentu dapat menurunkan daya saing dan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan.

Hal itu mungkin terjadi karena stunting berpotensi menyebabkan anak mengalami kemampuan kognitif tidak maksimal yang disertai dengan perkembangan fisik yang terhambat.

Bahkan lebih dari itu, menurut WHO, selain menjadi ancaman bonus demografi (ancaman atas banyaknya generasi muda yang tak berdaya saing di kemudian hari), stunting juga memberikan dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Kasus stunting disinyalir berpotensi merugikan PDB Indonesia hingga Rp 300 triliun per tahun.

Padahal, Indonesia digadang-gadang sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam beberapa dekade mendatang.

PricewaterhouseCoopers (PWC), misalnya, memprediksi ekonomi Indonesia masuk ke dalam lima besar dunia pada 2030, bahkan menjadi ke-4 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050 nanti.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Prabowo: PKB Ingin Terus Kerja Sama, Mengabdi demi Kepentingan Rakyat

Nasional
Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com