Karena alasan-alasan itulah mereka menuruti setiap perintah sang pelatih. Tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan makan dan terbebas dari hukuman.
Baca juga: Nestapanya Gajah-gajah yang Kerap Digunakan Beratraksi di Sirkus...
Berdasarkan data yang diberikan Marison, Asia for Animal Coalition pernah melayangkan surat kepada Taman Nasional Balai Konservasi Gajah Way Kambas, Lampung, 11 Februari lalu, karena ditemukan terjadi kekerasan terhadap gajah-gajah di sana.
Dalam surat itu dituliskan, setelah dilakukan observasi, banyak ditemukan bekas luka pada tubuh gajah akibat dipukul menggunakan angkusa. Luka itu diakibatkan oleh perlakuan pegawai yang bertugas di sana.
Gajah-gajah juga terlihat dirantai, sehingga pergerakannya sangat terbatas. Ia tidak bisa bersosialisasi, berjalan, dan beristirahat di tempat yang ia kehendaki. Ini bisa menyebabkan kebosanan dan stres.
Di Way Kambas, gajah dimanfaatkan untuk menjadi alat transportasi dan ditunggangi oleh manusia. Mereka menjadi satu wahana wisata tersendiri.
Padahal, gajah tidak memiliki kemampuan untuk itu. Tulang belakangnya tidak kuat menopang manusia dalam waktu berkepanjangan. Gajah bukan kuda yang secara fisik memang bisa digunakan sebagai hewan tunggangan.
"Gajah-gajah yang ada di Way Kambas, banyak yang ditangkap karena berkonflik dengan masyarakat," kata Marison.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.