Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Alasan Sirkus Hewan Masih Ditemukan, Salah Satunya Regulasi Lemah

Kompas.com - 22/02/2019, 17:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Meski jumlahnya cenderung menurun dari tahun ke tahun, keberadaan sirkus yang melibatkan hewan di Indonesia masih tetap ditemukan hingga saat ini.

Banyak penyebab praktik yang menjadikan hewan liar dan langka ini sebagai obyek tontonan, terutama untuk mendapatkan keuntungan.

Direktur Investigasi Scorpion Wildlife Monitoring Group, Marison Guciano menilai bahwa regulasi masih terbilang lemah, sehingga menyebabkan penyiksaan terhadap hewan dalam sirkus atau pertunjukan terjadi.

Salah satu regulasi adalah Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.52/Menhut-II/2006 tentang Peragaan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi. Aturan itu kerap digunakan para pengelola untuk menghadirkan sirkus hewan.

"KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) berperan memberi izin konservasi, para pengelola sirkus diperkenankan untuk melakukan peragaan satwa, tapi kan yang terjadi itu sirkus," kata Marison, saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (22/2/2019).

Hewan-hewan yang jatuh ke tangan para pengelola pertunjukan kemudian dilatih dengan sedemikian rupa hingga mampu melakukan sesuatu di luar perilaku alamiahnya.

Baca juga: Jumlah Sirkus Hewan di Indonesia Menurun karena Desakan Masyarakat

Pelatihan

Menurut Marison, hewan-hewan ini diberikan pelatihan yang menyiksa tubuh juga kebebasan mereka. Mereka diajari untuk mematuhi perintah dan melaksanakannya.

Apa yang diajarkan pada mereka adalah segala sesuatu yang tidak pernah dan sebenarnya tidak akan pernah mereka lakukan di alam liar.

Misalnya, gajah dipaksa berdiri dengan dua kaki, beruang naik sepeda, monyet menghitung, lumba-lumba melompat lingkaran api, dan sebagainya.

Semua itu di luar perilaku alamiah para hewan. Untuk bisa melakukan itu semua, tentu mereka harus melewati pelatihan yang keras dan mengerikan.

Jadi, menurut Marison, keliru jika kita menyebut hewan di panggung sirkus itu bertingkah "lucu dan menggemaskan". Mereka teraniaya tanpa kita tahu.

Alasan hewan taati pelatih

Ada juga pertunjukan lumba-lumba yang siap menghibur wisatawan.KARAKSA MEDIA Ada juga pertunjukan lumba-lumba yang siap menghibur wisatawan.
Marison menyebut ada tiga sebab mengapa hewan menaati setiap perintah sang pelatih. Tiga faktor itu adalah lapar, takut, dan sakit.

"Kenapa setiap pelatih binatang membawa makanan di panggung pertunjukan? Itu untuk memaksa si hewan melakukan atraksi. Hewan ini kelaparan, mereka belum diberi makan. Dan melakukan atraksi adalah satu-satunya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan makanan," ujar Marison.

Alasan kedua dan ketiga sedikit banyak berhubungan, takut dan sakit. Hewan-hewan sirkus akan mengikuti perintah pelatih karena terbayang kesakitan yang diterimanya selama pelatihan.

Cambuk, angkusa (palu lancip untuk gajah), rantai, dan semua peralatan yang digunakan pelatih menyisakan trauma dan rasa sakit pada hewan-hewan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com