Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerima Program Keluarga Harapan di Gunungkidul Menurun

Kompas.com - 20/02/2019, 18:52 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, turun pada 2019.

Kepala Bidang Kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul, Eka Sri Wardani mengatakan, pada 2018, jumlah penerima PKH mencapai 65.000. Jumlah itu turun pada 2019 menjadi 62.761 orang.

Eka mengatakan, penurunan tersebut disebabkan masyarakat sudah merasa mampu sehingga mengundurkan diri dari progam itu. Penyebab lainnya, sebagian penerima tidak lagi masuk komponen karena meninggal, usia lanjut, dan belum lulus SMA. 

Baca juga: Mengikuti Upacara Melasti di Gunungkidul, Serasa di Bali

Eka mengatakan, PKH merupakan kebijakan pusat sehingga jika melakukan proses penggantian membutuhkan waktu yang lama karena harus melalui sejumlah proses.

"Yang mengusulkan juga harus bupati. Yang jelas kita harus memasukkan data terlebih dahulu nanti juga pusat yang menentukan," katanya kepada wartawan saat kegiatan "Peluncuran Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai PKH Skema Non Flat 2019, di Kecamatan Semin, Gunungkidul, Rabu (20/2/2019).

Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, PKH mampu mengurangi beban warga kurang mampu. Di dalam PKH terdapat komponen ibu hamil, anak usia sekolah, disabilitas hingga lanjut usia.

Dana bantuan tersebut juga mampu mendukung program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan.

Baca juga: Gunungkidul Kini Punya Desa Wisata Edukasi Lidah Buaya

"Berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar ini sangat dibutuhkan karena pendidikan ini juga untuk anak usia dini hingga SMA. Harapannya bantuan yang diterima dapat dimanfaatkan sesuai dengan aturan yang ada," ucapnya.

Kepala Dinas Sosial Gunungkidul Siwi Iriyanti mengatakan, bantuan tetap PKH regular Rp 550.000 per orang, bantuan tetap PKH akses daerah terpencil Rp 1 juta per orang, sedangkan untuk masing-masing komponen berbeda meliputi kesehatan ibu hamil Rp 2,4 juta, anak usia 0-6 tahun Rp 2,4 juta, pendidikan anak SD Rp 900.000, siswa SMP Rp 1 juta, dan anak SMA Rp 2 juta.

"Untuk penyandang disabilitas berat dan lanjut usia 60 tahun ke atas masing-masing Rp 2,4 juta," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com