Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Bahas Area Rawan Korupsi Bersama Tiga Kepala Daerah Baru

Kompas.com - 20/02/2019, 17:41 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membahas area rawan korupsi bersama tiga kepala daerah yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo.

Mereka adalah Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Syamsuar-Edy Natar Nasution serta Gubernur Jambi Fachrori Umar.

"Bahwa KPK saat ini menjaga ada 8 area, kita sampaikan juga 8 area itu, mulai dari pendapatan, pengeluaran, aparat pengawasan intern pemerintah (APIP), kemudian juga perizinan terpadu satu pintu, dana desa, dan lain-lain, kita bicara banyak hal," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (20/2/2019) sore.

Baca juga: Baru Dilantik, Gubernur-Wagub Riau dan Jatim Datangi KPK

Saut ingin para kepala daerah ini menjaga integritasnya dengan baik. Selain itu, mereka juga diharapkan fokus pada upaya menyejahterakan masyarakat daerah.

"Dan ada juga sejumlah planning-planning, setiap daerah mempunyai masalah tersendiri dan kita tadi juga spesifik terhadap berapa hal. Sehingga nanti ke depan tim Koorsupgah (Koordinasi, Supervisi dan Pencegahan) akan menjaga beliau (para kepala daerah)," kata Saut.

Baca juga: Gubernur Riau Bertekad Tak Bernasib seperti 3 Pendahulunya Terjerat Korupsi

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan, area rawan korupsi yang disampaikan KPK, menjadi pedoman bagi dirinya beserta seluruh jajaran dalam memperkuat pencegahan korupsi.

"Titik rawan itu akan menjadi bagian yang terus dikonsultasikan bagaimana memaksimalkan transparansi dari kebijakan yang dikeluarkan dan dimaksimalkan. Di Jatim, yang ingin dibangun adalah CETAR, Cepat, Efektif, Efisien, Tanggap, Transparan dan Responsif," katanya.

Baca juga: Jokowi Minta Gubernur Riau Fokus Atasi Kebakaran Hutan

Tim Koorsupgah KPK juga akan kembali bertemu dengan dirinya dan seluruh kepala daerah di Jawa Timur.

"Tanggal 28 Februari, akan ada tim dari KPK untuk mengonsolidasikan bagaimana proses perencanaan semua sudah terkawal, bupati, wali kota, insya allah pada 28 Februari esok akan diberi penjelasan detail kembali, bupati, wali kota yang baru," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar juga mengaku mendapat pencerahan dalam pertemuan ini. Hasil diskusi bersama KPK akan dijadikan sebagai pedoman.

Baca juga: Belum Sepekan Menjabat, Khofifah Beri Emil Dardak Tugas Khusus

Syamsuar bersama Edy tak ingin terjerat dalam kasus korupsi. Sebab, sudah ada tiga gubernur Riau yang tersangkut dalam pusaran korupsi.

"Kami bersama Pak Edy tidak mau menjadi yang keempat dan kami siap menjalani rekomendasi dari koordinasi, supervisi, pencegahan yang akan ditindaklanjuti mengenai pembenahan-pembenahan yang ada di Riau terhadap titik-titik rawan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan, tim Koorsupgah KPK akan berkunjung ke Riau untuk bertemu dengan seluruh kepala daerah di sana.

"Kami juga meminta pendampingan kepada KPK untuk persoalan yang ada di Riau sehingga kami nanti bisa menyelesaikan persoalan yang ada di Riau sebaik-baiknya," kata dia.

Kompas TV Presiden Joko Widodo melantik gubernur dan wakil gubernur Provinsi Riau di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/2). Presiden melantik Syamsuar-Edy Natar Nasution menjadi Gubernur Riau masa jabatan 2019-2024.<br /> <br /> Sebelum dilantik, Syamsuar dan Edy Natar Nasution diberikan petikan keputusan presiden dan kirab dari Istana Merdeka.<br /> <br /> Pelantikan Syamsuar-Edy dilakukan berdasarkan Kepres nomor 20/P tahun 2019 tentang pengesahan dan pengangkatan gubernur dan wakil gubernur Riau. Syamsuar-Edy merupakan pasangan yang didukung oleh tiga partai, yakni Partai Nasdem, PAN, dan PKS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com