Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Juli: Prabowo Bagian dari 1 Persen Orang yang Kuasai Lahan

Kompas.com - 19/02/2019, 10:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni merasa heran mengapa kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melaporkan Jokowi ke Bawaslu atas pernyataannya mengenai kepemilikan lahan milik Prabowo.

"Saya sungguh tidak mengerti kenapa mereka ini sedemikian 'baper'-an terhadap pernyataannya Pak Jokowi. Pernyataan Pak Jokowi itu adalah pernyataan yang tidak bersifat personal sehingga tidak perlu ada yang dilaporkan. Kenapa sih harus 'baper'-an?" ujar Raja Juli kepada Kompas.com, Selasa (19/2/2019) pagi.

Baca juga: Jokowi: Debat Kok Dilaporkan, Enggak Usah Debat Saja...

Pernyataan Jokowi itu, lanjut Raja Juli, sesungguhnya ingin menjelaskan kepada rakyat bahwa apa yang selama ini diperjuangkan oleh Prabowo-Sandiaga bertolak belakang dengan kondisi mereka sendiri.

"Selama ini, Pak Prabowo dan Pak Sandiaga selalu berbicara masalah besar bangsa Indonesia adalah kesenjangan sosial, ekonomi dan kemiskinan, termasuk di dalamnya adalah kepemilikan (80 persen) lahan yang hanya dikuasai oleh 1 persen orang saja. Saya ingin mengatakan bahwa Prabowo adalah bagian dari 1 persen itu," ujar dia.

"Artinya, kesenjangan sosial ekonomi yang kita rasakan sekarang adalah bagian dari masa lalunya Pak Prabowo. Termasuk konsesi lahan yang dia miliki. Itu bagian dari apa yang dibuat oleh mertuanya. Bahkan Pak Prabowo menikmatinya," lanjut Raja Juli.

Baca juga: TKN: Bagaimana Bicara Pasal 33 tetapi Anda Menguasai Ratusan Ribu Hektar Tanah?

Oleh sebab itu, selain tidak pantas melayangkan laporan ke Bawaslu, Prabowo-Sandiaga serta timnya, lanjut Raja Juli, juga tidak pantas teriak-teriak akan menyelesaikan persoalan kesenjangan sosial dan ekonomi, termasuk ketimpangan kepemilikan lahan.

Sebab, rupanya Prabowo adalah bagian dari hal tersebut.

Saat ditanya apakah laporan kubu Prabowo-Sandiaga ini mengganggu kerja TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli menegaskan, tidak sama sekali.

"Tapi mungkin rakyat yang terganggu. Karena modusnya selalu begitu ya di dua debat di mana mereka itu kalah. Kalah debat, lalu lapor ke Bawaslu, sebar hoaks pula. Salah satunya soal Jokowi pakai ear piece," ujar Raja Juli.

Jokowi dilaporkan ke Bawaslu atas tuduhan pelanggaran pemilu oleh Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB).

Baca juga: Ini Kata Sandiaga soal Lahan Prabowo di Kalimantan dan Aceh

Pelapor menilai, Jokowi menyerang pribadi capres Prabowo Subianto saat debat putaran kedua, Minggu (17/2/2019).

Tudingan tersebut merujuk pada pernyataan Jokowi yang menyebut, Prabowo menguasai ratusan ribu hektare lahan di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah.

"Itu adalah sebuah statement yang menyerang personal secara pribadi," kata Anggota TAIB, Djamaluddin Koedoeboen di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (18/2/2019), satu haru setelah acara debat.

Oleh karena itu, pelapor menuding Jokowi melanggar Pasal 280 ayat 1 Huruf (c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Pasal itu melarang peserta, pelaksana dan tim kampanye menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan atau peserta pemilu yang lain selama kampanye.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com