Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Opsi Wapres Kalla Atasi Persoalan Pulau Komodo

Kompas.com - 18/02/2019, 14:19 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla sedang mencari solusi untuk persoalan-persoalan di Pulau Komodo, yang berujung pada rencana penutupan Taman Nasional tersebut oleh Pemprov Nusa Tenggara Timur.

Ketua Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi mengatakan, beberapa opsi solusi yang ditawarkan Kalla, yang juga Duta Besar Pulau Komodo, antara lain dengan pemindahan wisata ke Pulau Rinca atau pemberlakuan batas kunjungan turis selama konservasi dilakukan di Pulau Komodo.

"Sedang dicari terbaiknya apa, apakah bukan untuk ditutup. Mungkin kalau (Pulau Komodo) ini diperbaiki, Pulau Rinca itu kan juga ada komodonya atau dibikin spesial kuota, misalnya, bisa saja 800 ribu setahun supaya tidak merusak sehingga semua (pemeliharaan) ini bisa dijalankan," kata Sofyan Wanandi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin (18/2/2019), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Tahun 2020, Pulau Komodo akan Ditutup Sementara Selama Setahun

Wapres Kalla telah membentuk tim khusus untuk meneliti lebih lanjut terkait persoalan di Pulau Komodo serta mencari solusi terbaik untuk wisatawan, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

Tim arahan Kalla tersebut dikoordinasi langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dengan melibatkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

"Sekarang ada tim di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bu Siti Nurbaya, dan saya harapkan ini bisa selesai secepatnya. Sehingga setelah itu kita akan mengumumkan apa 'policy' terbaik yang dilakukan Bapak Wapres," jelas Sofyan.

Baca juga: Ini Data Populasi Komodo di NTT hingga 2018

Wapres Kalla dijadwalkan meninjau langsung Taman Nasional Pulau Komodo pada Maret 2019, sekaligus memutuskan kebijakan terbaik untuk menyelesaikan persoalan di Pulau Komodo tersebut.

Pada Senin, Wapres menerima kunjungan Anggota DPD Perwakilan NTT Adrianus Garu yang meminta solusi atas keresahan sejumlah masyarakat sekitar terhadap kehidupan perekonomian setempat jika Pulau Komodo jadi ditutup oleh pemerintah daerah setempat.

Adrianus mengatakan sebagian besar masyarakat sekitar Labuan Bajo menggantungkan hidup dari pariwisata di Pulau Komodo.

Jika Taman Nasional tersebut ditutup, maka perekonomian warga setempat dapat terganggu.

Baca juga: Gubernur NTT Siap Benahi Taman Nasional Komodo hingga Jadi Indah

"Penutupan itu kan bertahap, untuk pengembangan dan perbaikan sarana, kami dukung yang begitu. Tetapi harus ada solusi juga, sudah ada 'homestay'-nya, yang jelas masyarakat di sana utang ke bank, utang ke koperasi, bagaimana ini solusi dari pemerintah," kata Adrianus usai menemui JK di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Senin.

Persoalan mengenai Pulau Komodo bergulir sejak November 2018, ketika Gubernur Viktor mengatakan ingin ambil bagian dalam pengelolaan Taman Nasional tersebut.

"Sebenarnya semua di tangan pusat, konservasi itu bukan oleh pemda walaupun tentu pemda harus diberikan kesempatan juga untuk menikmati hasil daripada pariwisata itu," ujar Sofyan.

Setelah itu, Viktor Laiskodat juga memunculkan wacana untuk menaikkan harga tiket masuk bagi wisatawan asing sebesar 500 dolar AS dan turis domestik senilai 100 dolar AS.

Terakhir, Viktor kembali memunculkan pernyataan untuk menutup sementara Taman Nasional Komodo selama satu tahun, dengan alasan pemeliharaan untuk hewan komodo yang semakin hari kondisinya semakin kurus karena kurang makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com