Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/02/2019, 13:43 WIB
|
Editor Krisiandi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon menilai, Prabowo berupaya mengedepankan aspek substansial dalam debat.

Karena itu, capres nomor urut 02 tersebut tak banyak menyerang capres nomor urut 01 Joko Widodo saat debat kedua, Minggu (17/2/2019).

"Seperti kalau (isu) lingkungan hidup saya kira enggak ada yang perlu diperdebatkan ya. Karena sama kita semua pasti mendukung upaya-upaya untuk mengatasi pencemaran, mengatasi polusi dan sebagainya," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/2/2019).

Ia menambahkan perbedaan yang bersifat teknis sengaja tak digubris Prabowo sebab itu bisa diurus di kemudian hari.

Menurut Fadli, yang terpenting dalam debat semalam ialah Prabowo telah menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat lewat jawaban dan penjelasannya.

Baca juga: Kata Moeldoko, Jokowi Tak Menyerang Prabowo soal Lahan Ratusan Ribu Hektar

Hal itu, kata Fadli, berbeda dengan Jokowi yang lebih berpihak kepada para pemodal saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam debat.

Menurut Fadli, hal itu terlihat dari penjelasan Jokowi yang lebih melonggarkan bekerjanya mekanisme pasar dalam penentuan harga komoditas.

"Pak Prabowo berkali-kali mengatakan bahwa yang harus diutamakan adalah rakyat, kemandirian, produksi hasil sendiri baik itu urusan petani nelayan dan juga yang lain-lain karena kan temanya seperti itu," lanjut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Kompas TV Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menyatakan pasangannya, calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, lebih unggul saat debat. Menurut Ma'ruf, Jokowi menguasai materi debat yang telah disiapkan oleh panelis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

RUU Pembatasan Uang Kartal Ditertawakan DPR, ICW: Gambaran Suram Masa Depan

RUU Pembatasan Uang Kartal Ditertawakan DPR, ICW: Gambaran Suram Masa Depan

Nasional
Ketum PSSI: Presiden Tak Mau Indonesia Terkucilkan dari Peta Sepak Bola Dunia

Ketum PSSI: Presiden Tak Mau Indonesia Terkucilkan dari Peta Sepak Bola Dunia

Nasional
Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah U-20, Jokowi Perintahkan Erick Thohir Lakukan Dua Hal

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah U-20, Jokowi Perintahkan Erick Thohir Lakukan Dua Hal

Nasional
AHY Minta Sepak Bola Dipisahkan dari Urusan Politik

AHY Minta Sepak Bola Dipisahkan dari Urusan Politik

Nasional
AHY Sesalkan Indonesia Batal Selenggarakan Piala Dunia U-20: Dampaknya Pada Nama Baik Negara

AHY Sesalkan Indonesia Batal Selenggarakan Piala Dunia U-20: Dampaknya Pada Nama Baik Negara

Nasional
Jokowi Bilang 'Reshuffle' Segera, PPP: Diprediksi Paling Lama Setelah Lebaran

Jokowi Bilang "Reshuffle" Segera, PPP: Diprediksi Paling Lama Setelah Lebaran

Nasional
Erick Thohir: Sanksi Terberat, Timnas dan Klub Indonesia Tak Bisa Ikut Kompetisi Internasional

Erick Thohir: Sanksi Terberat, Timnas dan Klub Indonesia Tak Bisa Ikut Kompetisi Internasional

Nasional
Mengenal PPATK: Tugas, Fungsi, dan Wewenangnya dalam Pemberantasan Pencucian Uang

Mengenal PPATK: Tugas, Fungsi, dan Wewenangnya dalam Pemberantasan Pencucian Uang

Nasional
Dari Rumah Rafael, KPK Amankan Puluhan Tas Mewah Merek Luar Negeri

Dari Rumah Rafael, KPK Amankan Puluhan Tas Mewah Merek Luar Negeri

Nasional
Bukan Lagi Pandemi, Wamenkes Sebut Covid-19 di Indonesia Sedang Transisi Menuju Endemi

Bukan Lagi Pandemi, Wamenkes Sebut Covid-19 di Indonesia Sedang Transisi Menuju Endemi

Nasional
Media Pers Seribu Wajah

Media Pers Seribu Wajah

Nasional
Ganjar dan Koster 'Dirujak' Netizen, Sekjen PDI-P:  Ujian agar Pemimpin Kokoh Berprinsip

Ganjar dan Koster "Dirujak" Netizen, Sekjen PDI-P: Ujian agar Pemimpin Kokoh Berprinsip

Nasional
Jaksa KPK Panggil 2 Hakim Agung Jadi Saksi Sidang Suap Pengurusan Perkara di MA

Jaksa KPK Panggil 2 Hakim Agung Jadi Saksi Sidang Suap Pengurusan Perkara di MA

Nasional
Feminiside: Narasi Keadilan yang Hilang (Bagian II - Habis)

Feminiside: Narasi Keadilan yang Hilang (Bagian II - Habis)

Nasional
Desak KPK Tahan Rafael Alun, Boyamin MAKI: Jangan Lama, Nanti Keburu Kabur

Desak KPK Tahan Rafael Alun, Boyamin MAKI: Jangan Lama, Nanti Keburu Kabur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke