Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Strategi Pilpres di Balik Deklarasi Alumni SMA dan Universitas

Kompas.com - 18/02/2019, 07:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DALAM dua pekan terakhir ada lusinan yang seluruhnya berasal dari lingkup pendidikan Alumni SMA dan Universitas mendeklarasikan dukungan kepada Capres Nomor 01 Joko Widodo.

Di antaranya ada SMA Pangudi Luhur dan sejumlah kampus di Jakarta, Universitas Indonesia (UI) dan Trisakti di antaranya.

Beberapa hari setelahnya, deklarasi dukungan terhadap Cawapres 02 Sandiaga Uno juga muncul dari alumni SMA se-Bulungan, Jakarta Selatan. Ada juga pertemuan Sandi dengan alumni SMA Pangudi Luhur yang merupakan almamater Sandi.

Perang pernyataan di deklarasi

Yang menarik adalah pernyataan yang disampaikan oleh Capres 01 Joko Widodo. Pada acara deklarasi Alumni Universitas Trisakti, menggunakan pengeras suara yang biasa digunakan saat berunjuk rasa, Jokowi berseru, "Saya bukan diktator. Saya bukan pelanggar HAM. Saya tidak memiliki beban luka masa lalu."

Ucapan Jokowi disambut gemuruh sorak-sorai ribuan alumni Universitas Trisakti yang digelar di Hall Basket, Senayan, Jakarta.

Sebelumnya, pada acara deklarasi alumni SMA Pangudi Luhur, Jokowi berseloroh, "Kagetnya bukan apa-apa. Sebetulnya tadi mau saya tanyakan, kok yang didukung saya?"

Kita tahu, Sandiaga Uno adalah alumni SMA Pangudi Luhur tahun 1987.

Sandiaga Uno pun langsung bereaksi.

"Ya kita apresiasi teman-teman yang mendukung presiden, teman-teman yang mendukung kami. Tapi saya sampaikan jangan sampai ini jadi ajang gagah-gagahan, besar-besaran, heboh-hebohan. Tapi bagaimana yang bisa dirasakan masyarakat," kata Sandiaga di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, dua hari setelah deklarasi alumni PL terhadap Jokowi.

Tragedi Trisakti dan pidato Jokowi

Mendengar pernyataan Jokowi, kita bisa menerka itu ditujukan kepada siapa.

Peryataan pertama, Jokowi bicara soal pelanggaran HAM dan beban masa lalu di hadapan alumni Trisakti tentu bukan tanpa makna.

Kampus Trisakti merupakan ikon reformasi. Pada 12 Mei 1998 empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak saat unjuk rasa berlangsung di kampus itu. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur), Hafidhin Royan (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil), Hery Hartanto (Fakultas Teknologi Industri), dan Hendriawan Sie (Fakultas Ekonomi).

Peristiwa Trisakti segera disusul dengan kerusuhan di sejumlah wilayah di Jakarta pada 13-15 Mei. Unjuk rasa mahasiswa juga membesar setelah itu dan berujung pada lengsernya Soeharto pada 20 Mei 1998.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Alumni Trisakti Pendukung Jokowi di Jakarta, Sabtu (9/2/2019). Alumni Trisakti Pendukung Jokowi
mendeklarasikan dukungan untuk memenangkan capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Alumni Trisakti Pendukung Jokowi di Jakarta, Sabtu (9/2/2019). Alumni Trisakti Pendukung Jokowi mendeklarasikan dukungan untuk memenangkan capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.

Dalam kasus Trisakti, sejumlah aparat kepolisian dari Korps Brimob Polri disidang di Mahkamah Militer. Para pelakunya dihukum 3 hingga 6 tahun penjara.

Belakangan, disampaikan Komnas HAM dan masih diperjuangkan hingga kini, tragedi Trisakti belum tuntas.

Sejumlah aparat keamanan yang divonis penjara hanya aktor lapangan. Investigasi Komnas HAM menyebutkan, ada dugaan auktor lain yang terlibat dalam peristiwa yang terjadi pada era Orde Baru di mana campur tangan militer di berbagai bidang saat itu sangat masif.

Meski jika ditilik lagi, kasus Trisakti yang penyelidikan awalnya dilakukan oleh Komnas HAM, juga tak selesai di akhir periode pertama Jokowi memerintah.

Lalu apakah deklarasi alumni untuk Jokowi dan juga beberapa kepada Sandiaga Uno memiliki maksud tertentu?

Hasil survei dari beberapa lembaga Seperti Litbang Kompas, Median, dan Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan, pasangan Jokowi-Ma'ruf didukung mayoritas oleh kalangan berpendidikan menengah-bawah SD dan SMP. Secara proporsi jumlah mereka mayoritas.

Sementara, pasangan Prabowo-Sandi unggul di kalangan berpendidikan menengah-atas SLTA dan universitas.

Lalu apa kaitan deklarasi SMA dan universitas bagi pasangan 01 dan 02?

Efek Bandwagon

Kuncinya adalah banyaknya deklarasi yang dilakukan akan memunculkan efek bandwagon, sebuah teori yang berasal dari penelitian empirik di Amerika yang muncul pertama kali di pertengahan abad ke-19.

Efek bandwagon adalah kecenderungan pemilih untuk "ikut-ikutan" berdasarkan informasi yang mereka terima. Informasi bisa muncul melalui media atau kini media sosial.

Artinya, jika deklarasi ini sukses dikampanyekan maka akan menggerus suara kalangan berpendidikan SMA ke atas milik Prabowo-Sandi dan beralih ke Jokowi-Ma'ruf.

Adakah upaya yang dilakukan oleh Sandi terutama yang sudah memiliki basis massa yang loyal dari hasil kampanye door-to-door nya?

Dua bulan menjelang, bakal banyak kejutan yang datang.

Saya Aiman Witjaksono...
Salam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com