Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Dengan Polisi, 5 Warga Bima Dilarikan ke Rumah Sakit

Kompas.com - 16/02/2019, 06:50 WIB
Syarifudin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Sebanyak lima warga Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terluka setelah bentrok dengan aparat kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa di jalan Lintas Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB, Jumat (15/2/2019). 

Ratusan warga melakukan unjuk rasa dengan memblokade jalan Lintas Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima, NTB.

Baca juga: Ratusan Siswa SMK Demo Kepseknya yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual

Awalnya, unjuk rasa ratusan masyarakat berjalan damai. Warga meminta Pemerintah  Kabuapten Bima hadir menjawab tuntutan mereka. Massa aksi menuntut perbaikan jalan rusak di beberapa desa yang tesebar di wilayah setempat.

Dalam aksi tersebut, massa membakar ban bekas di ruas jalan hingga menyebabkan arus lalu lintas terganggu. Pihak Dinas PUPR Bima, Camat Sape, aprat kepolisian dan TNI setempat berusaha melobi massa aksi untuk koordinasi. Tetapi upaya tersebut mendapat penolakan dari warga.

Jalan yang diblokir sempat dibuka. Namun, setelah shalat Jumat, massa aksi kembali turun ke jalan dan menutup akses menuju pelabuhan. Tak lama kemudian, satu pleton anggota Polres Bima Kota dikerahkan untuk membubarkan paksa aksi tersebut.

Saat pembubaran itu, massa aksi tetap ngotot melanjutkan orasi. Karena ada bahasa provokasi, aparat langsung menghentikan orasi dan mengamankan salah satu dari pendemo.

Rupanya, hal itu memancing reaksi massa, situasi pun memanas. Bentrokan akhirnya pecah manakala peserta aksi melempar batu ke arah aparat. Petugas mengeluarkan tembakan peringatan serta tembakan gas air mata.

Aksi kejar-kejaran antara warga dan polisi pun terjadi. Akibatnya, lima warga terluka. Dua diantaranya dibawa ke puskesmas terdekat. Sementara tiga orang lainnya terpaksa dilarikan ke RSUD Bima karena diduga menderita luka tembak.

Baca juga: Tak Terdata, Korban Gempa di Desa Bug Bug Lombok Demo

Hingga pukul 19.00 wita Jumat malam, situasi dilokasi bentrok dilaporkan sudah kondusif.

Sementara itu, Wakapolres Bima Kota, Kompol Yusuf Tauzir mengaku, polisi terpaksa membubarkan aksi unjuk rasa karena tak ada izin. Namun, sebelum dibubarkan, pihaknya sudah melakukan pendekatan secara persuasif.

"Pembubaran itu dilakukan sebelumnya dengan himbauan karena unjuk rasa tak ada izin. Terlebih beberapa saat menjelang pembubaran, ada mobil ambulans rumah sakit. Agar tidak terjebak dalam kemacetan, tentu wajib kita berikan jalan demi kepentingan mengantar orang sakit," kata dia

"Sehingga saya perintahkan anggota untuk membubarkan aksi dan saya yang pimpin pembubaran itu," tambahnya.

Yusuf juga tidak menampik ada lima warga terluka dalam insiden berlangsung. Termasuk korbannya adalah anak berusia lima tahun.

"Untuk orang yang luka di rumah sakit itu banyak yang terluka akibat lemparan batu dari massa unjuk rasa. Soal adanya dugaan penembakan dari peluru karet kami masih menunggu hasil pemerikasaan dokter," tuturnya

Dikatakan Yusuf, biaya rumah sakit dan perawatan sejumlah warga korban bentrok akan ditanggung oleh Polres Bima.

"Dalam hal ini, kami tidak melihat siapa salah dan siapa yang benar, tapi sebagai bentuk tanggung jawab moral karena ada yang terluka, maka kami akan membantu biaya pengobatannya," ujar Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com