Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: WNI yang Dimutilasi di Malaysia Berbisnis dengan Terduga Pelaku

Kompas.com - 14/02/2019, 20:12 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Brigjen Pol Napoleon Bonaparte mengungkapkan hubungan antara WNI yang diduga dimutilasi di Malaysia dan dua terduga pelaku yang telah diamankan.

Sebelumnya, dua WNI diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia, yaitu Nuryanto, seorang pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan temannya Ai Munawaroh. 

Napoleon menuturkan hubungan antara kedua korban dan dua terduga pelaku yang berinisial JIR dan A terkait bisnis.

"Hubungan kedua orang (terduga pelaku) itu dengan korban tersangkut, pernyataan dari PDRM (Polis Diraja Malaysia), terkait bisnis," tutur Napoleon saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/2/2019).

Lebih lanjut, Napoleon menuturkan kedua korban dan kedua terduga pelaku yang berkebangsaan Pakistan sempat bertemu, pada 23 Januari 2019.

Pertemuan itu, katanya, diduga terkait dengan penagihan utang.

Baca juga: Polri Pastikan Potongan Tubuh yang Ditemukan di Malaysia adalah WNI

"Pada 23 Januari korban bertemu dengan 2 orang (terduga pelaku) tadi, bertemu untuk melakukan penagihan utang," katanya.

Setelah itu, kedua korban dinyatakan tak dapat dihubungi dan keluarga telah putus kontak.

Lalu, dua hari setelah pertemuan tersebut, tepatnya pada 25 Januari, kedua terduga pelaku menyambangi kantor kepolisian setempat untuk melaporkan kehilangan kedua korban.

Atas keterkaitan itulah dua terduga pelaku diamankan oleh PDRM pada 10 Februari 2019 untuk 14 hari ke depan.

"Malaysia memiliki kewenangan 14 hari untuk melakukan penyelidikan dengan mengamankan mereka. Itu dilakukan tanggal 10 (Februari) yang habis masa berlakunya pada 24 Februari 2019," ungkap dia.

Diberitakan sebelumnya, pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto, dan temannya Ai Munawaroh menjadi korban mutilasi di Malaysia.

Hermawan, salah satu anggota tim pengacara Nuryanto, mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut dari Kepolisian Malaysia. Jenazah korban ditemukan di salah satu sungai di Malaysia.

Baca juga: Sebelum Berangkat, WNI yang Dimutilasi di Malaysia Dapat Ancaman

"Berdasarkan informasi dan keterangan Kepolisian Malaysia, jenazah itu diduga klien kami. Sebab petunjuk Kepolisian Malaysia mengarah kepada Nuryanto, sebab ditemukan bukti petunjuk seperti baju, telepon genggam ditemukan di sekitar lokasi," tutur dia, ketika dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (9/2/2019).

Hermawan menuturkan, Nuryanto pergi ke Malaysia untuk urusan bisnis.

Selama di Malaysia, lanjut Hermawan, Nuryanto sempat tiga kali pindah hotel. Pada 22 Januari, pihaknya putus komunikasi dengan Nuryanto.

Kompas TV Seorang pengusaha muda asal Kabupaten Bandung, Nuryanto, diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia. Kini pihak keluarga berharap pemerintah segera turun tangan menangani kasus ini.<br /> <br /> Kini keluarga masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan jenazah yang ditemukan di Malaysia adalah Nuryanto atau bukan.<br /> <br /> Istri Nuryanto membenarkan, suaminya pergi ke Malaysia pada 17 Januari lalu untuk keperluan bisnis. Sang istri melakukan kontak terakhir dengan suaminya pada 21 Januari dan hingga kini tidak ada kabar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com