Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PDI-P Sebut Prabowo-Sandi Kebobolan di Jabar, Gagal di Jateng

Kompas.com - 14/02/2019, 19:46 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI-P sekaligus Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kebobolan di Jawa Barat sekaligus gagal menambah suara di Jawa Tengah.

Hasto mengatakan hal itu terbukti dari survei internal mereka yang menunjukan saat ini elektabilitas Jokowi mengungguli Prabowo di Jawa Barat, yakni 52,4 persen.

Elektabilitas itu tercapai lantaran TKN memasifkan kampanye di Jawa Barat dengan melibatkan sejumlah tokoh seperti Agum Gumelar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan mantan wakil gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Baca juga: Prabowo: Mereka Senang Buat Proyek, Harganya 100 Dibilang 200

Di sisi lain, kata Hasto, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tak bergeming di Jawa Tengah lantaran pemilih petahana di provinsi tersebut sudah solid.

"Maka yang terjadi adalah kerugian ganda, Jawa Tengah tidak membuahkan hasil dan Jawa Barat kebobolan," kata Hasto melalui keterangan tertulis, Kamis (14/2/2019).

Ia menambahkan kehadiran Ma'ruf Amin juga turut mendongkrak elektabilitas petahana di Jawa Barat.

Sementara itu, ia menilai upaya Prabowo-Sandiaga mendirikan posko di Jawa Tengah sia-sia lantaran masyarakat Jawa Tengah sudah terlanjur tak menerima kehadiran mereka.

Baca juga: Prabowo Sebut Harga Beras dan Daging di Indonesia Salah Satu yang Tertinggi di Dunia

"Upaya provokasi membuat kantor pemenangan di samping Kantor Pemenangan Jokowi-Ma'ruf dinilai tak bijak, tak sesuai nilai yang diteladani masyarakat Jawa Tengah. Malah melukai perasaan masyarakat yang mengedepankan tradisi hidup rukun dan gotong royong," kata Hasto.

"Dan atas perubahan peta politik Jawa Barat itu, maka seluruh Parpol KIK, relawan dan tokoh mendapatkan amunisi baru untuk memenangkan Jokowi-Mar'uf Amin di atas 63 persen," lanjut dia.

Kompas TV Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani beharap agar cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, dapat menjelaskan dinamika politik di Pemilihan Presiden 2019 kepada ibunya. Bagi Arsul, sikap Mien Uno yang kecewa bila anaknya disebut bersandiwara adalah hal yang lumrah, mengingat tensi politik kian tinggi terlebih jelang pemilihan presiden pada April mendatang. Arsul berharap agar pendamping Prabowo di pilpres itu segera memberikan penjelasan kepada ibunya. Sebelumnya, ibunda Sandiaga Uno, Mien Uno mengaku sakit hati karena sang anak dituding kerap bersandiwara. Ia pun berharap pihak yang menuding anaknya melakukan 'sandiwara uno' untuk meminta maaf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com