KOMPAS.com — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis informasi hoaks yang beredar di masyarakat selama sepekan ini. Terhitung pada 6-13 Februari 2019, terdapat 96 informasi yang diklasifikasi sebagai hoaks.
Informasi tersebut tersebar dalam berbagai bidang, mulai politik, kesehatan, hingga bencana.
Sebagai bukti penguat atas pernyataan hoaks yang dibubuhkan, Kemenkominfo menyertakan sumber-sumber informasi yang digunakan dalam proses verifikasi di bawah setiap informasi.
Rilis ini diterbitkan Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Kemenkominfo pada Rabu (13/2/2019) kemarin.
Baca juga: [KLARIFIKASI] Mobil Berstiker Prabowo-Sandi Tak Boleh Masuk Kebun Raya Bogor
Dari 96 hoaks yang terangkum, terdapat beberapa di antaranya yang penting untuk diketahui khalayak umum.
Pertama, informasi tentang kesehatan yang menyebut meminum air es dapat memicu penyakit jantung yang tersebar melalui pesan di WhatsApp.
Padahal, menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dokter Yoga Yuniadi SpJP, informasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Menurut dokter Yoga, semua jenis makanan mulai dari es hingga panas akan mengalami penyesuaian suhu ketika masuk ke dalam saluran pencernaan.
Sementara itu, sakit jantung tidak disebabkan oleh suhu suatu makanan, melainkan kandungannya.
Baik makanan dingin maupun panas, selama mengandung banyak kolesterol, ia akan menjadi faktor risiko seseorang terkena serangan jantung koroner. Namun, jika tidak, tidak ada masalah.
Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan seekor ular yang dikelilingi taburan garam. Ular itu terlihat pergi dengan cepat karena disebut takut dengan garam.
Mitos ular takut terhadap garam ini sudah dipercaya masyarkat kita secara turun-temurun.
Namun, ternyata kepercayaan itu salah dan dianggap kurang tepat oleh Koordinator Sioux Snake Rescue Erwandi Supriadi.
Menurut dia, garam tidak efektif untuk menghalau ular, tetapi justru keset ijuklah yang lebih baik digunakan.
Garam ditakuti oleh hewan berlendir, namun ular bukan tipikal hewan itu. Ular tidak berlendir, mereka merupakan hewan bersisik.
Sebuah akun Facebook bernama Nicky Mediola mengunggah informasi adanya gempa berkekuatan 7,6 M yang akan mengguncang Kota Padang dalam waktu sepekan.
Gempa itu disebutnya berasal dari kedalaman 10 kilometer di dasar Laut Siberut di bawah dasar Laut Mentawai.
Akan tetapi, setelah ditelusuri lebih lanjut, tidak ditemukan informasi apa pun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), selaku badan nasional yang menjadi acuan jika terdapat gerak sesar gempa tektonik di Indonesia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menegaskan, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar sebuah gempa akan terjadi.
Akun Facebook Wardoyo Adi Kurniawan mengunggah sebuah informasi adanya tindak kejahatan yang menggunakan bius semprot untuk mengambil kendaraan juga harta benda calon korbannya.
Helm yang diletakkan di atas motor yang terparkir menjadi incaran para pelaku. Saat pemilik meninggalkan motor beserta helmnya, saat itulah pelaku menyemprotkan bius di bagian busa helm.
Saat pemilik kembali dan mengenakan hem tersebut, ia akan kehilangan kesadaran di tengah mengendarai motornya. Di saat itulah pelaku siap mengambil alih motor beserta barang lainnya milik korban.
Dari tulisan tersebut, disebutkan kejahatan ini terjadi di Cikarang, Delta Mas, dan Kalimalang.
Namun, berdasarkan penelusuran yang dilakukan, informasi ini merupakan hoaks lama yang kembali didaur ulang dengan narasi yang sama persis. Sebelumnya, diinformasikan kejadian ini terjadi di berbagai wilayah di Jawa Timur.
Kombes Frans Barung Mangera menyatakan, peristiwa ini tidak pernah terjadi di wilayah hukum Jawa Timur pada waktu itu.
Ada informasi penghapusan pendidikan agama di sekolah-sekolah oleh Menteri Pendidikan.
Akun Facebook bernama Ziadulhamidin mengunggah informasi ini. Dalam tulisannya, disebutkan hal ini merupakan usulan dari menteri agama, tetapi keputusan akhir ada di tangan Presiden Joko Widodo.
Rupanya, kabar ini merupakan informasi lama sejak 2017. Bahkan, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy membantah informasi ini.
Dikutip dari laman Kemendikud, mata pelajaran agama akan tetap ada, bahkan bisa menjadi semakin kuat jika ada kerja sama antara sekolah dan madrasah diniyah.
Nilai kegiatan keagamaan yang diikuti siswa di madrasah diniyah bisa dipakai untuk melengkapi pendidikan agama di sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.