Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkominfo Rilis 96 Hoaks dalam Sepekan, Berikut di Antaranya

Kompas.com - 14/02/2019, 13:59 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) merilis informasi hoaks yang beredar di masyarakat selama sepekan ini. Terhitung pada 6-13 Februari 2019, terdapat 96 informasi yang diklasifikasi sebagai hoaks.

Informasi tersebut tersebar dalam berbagai bidang, mulai politik, kesehatan, hingga bencana.

Sebagai bukti penguat atas pernyataan hoaks yang dibubuhkan, Kemenkominfo menyertakan sumber-sumber informasi yang digunakan dalam proses verifikasi di bawah setiap informasi.

Rilis ini diterbitkan Subdirektorat Pengendalian Konten Internet Kemenkominfo pada Rabu (13/2/2019) kemarin.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Mobil Berstiker Prabowo-Sandi Tak Boleh Masuk Kebun Raya Bogor

Dari 96 hoaks yang terangkum, terdapat beberapa di antaranya yang penting untuk diketahui khalayak umum.

Minum air es picu sakit jantung

Pertama, informasi tentang kesehatan yang menyebut meminum air es dapat memicu penyakit jantung yang tersebar melalui pesan di WhatsApp.

Padahal, menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dokter Yoga Yuniadi SpJP, informasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Menurut dokter Yoga, semua jenis makanan mulai dari es hingga panas akan mengalami penyesuaian suhu ketika masuk ke dalam saluran pencernaan.

Sementara itu, sakit jantung tidak disebabkan oleh suhu suatu makanan, melainkan kandungannya.

Baik makanan dingin maupun panas, selama mengandung banyak kolesterol, ia akan menjadi faktor risiko seseorang terkena serangan jantung koroner. Namun, jika tidak, tidak ada masalah.

Reaksi ular terhadap garam

Sebuah video beredar di media sosial memperlihatkan seekor ular yang dikelilingi taburan garam. Ular itu terlihat pergi dengan cepat karena disebut takut dengan garam.

Mitos ular takut terhadap garam ini sudah dipercaya masyarkat kita secara turun-temurun.

Namun, ternyata kepercayaan itu salah dan dianggap kurang tepat oleh Koordinator Sioux Snake Rescue Erwandi Supriadi. 

Menurut dia, garam tidak efektif untuk menghalau ular, tetapi justru keset ijuklah yang lebih baik digunakan.

Garam ditakuti oleh hewan berlendir, namun ular bukan tipikal hewan itu. Ular tidak berlendir, mereka merupakan hewan bersisik.

Padang berpotensi gempa M 7,6

Sebuah akun Facebook bernama Nicky Mediola mengunggah informasi adanya gempa berkekuatan 7,6 M yang akan mengguncang Kota Padang dalam waktu sepekan.

Gempa itu disebutnya berasal dari kedalaman 10 kilometer di dasar Laut Siberut di bawah dasar Laut Mentawai.

Akan tetapi, setelah ditelusuri lebih lanjut, tidak ditemukan informasi apa pun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), selaku badan nasional yang menjadi acuan jika terdapat gerak sesar gempa tektonik di Indonesia.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menegaskan, hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar sebuah gempa akan terjadi.

Penggunaan bius semprot di helm untuk lumpuhan korban

Akun Facebook Wardoyo Adi Kurniawan mengunggah sebuah informasi adanya tindak kejahatan yang menggunakan bius semprot untuk mengambil kendaraan juga harta benda calon korbannya.

Helm yang diletakkan di atas motor yang terparkir menjadi incaran para pelaku. Saat pemilik meninggalkan motor beserta helmnya, saat itulah pelaku menyemprotkan bius di bagian busa helm.

Saat pemilik kembali dan mengenakan hem tersebut, ia akan kehilangan kesadaran di tengah mengendarai motornya. Di saat itulah pelaku siap mengambil alih motor beserta barang lainnya milik korban.

Dari tulisan tersebut, disebutkan kejahatan ini terjadi di Cikarang, Delta Mas, dan Kalimalang.

Namun, berdasarkan penelusuran yang dilakukan, informasi ini merupakan hoaks lama yang kembali didaur ulang dengan narasi yang sama persis. Sebelumnya, diinformasikan kejadian ini terjadi di berbagai wilayah di Jawa Timur.

Kombes Frans Barung Mangera menyatakan, peristiwa ini tidak pernah terjadi di wilayah hukum Jawa Timur pada waktu itu.

Menteri Pendidikan akan hapus pendidikan agama

Ada informasi penghapusan pendidikan agama di sekolah-sekolah oleh Menteri Pendidikan.

Akun Facebook bernama Ziadulhamidin mengunggah informasi ini. Dalam tulisannya, disebutkan hal ini merupakan usulan dari menteri agama, tetapi keputusan akhir ada di tangan Presiden Joko Widodo.

Rupanya, kabar ini merupakan informasi lama sejak 2017. Bahkan, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy membantah informasi ini.

Dikutip dari laman Kemendikud, mata pelajaran agama akan tetap ada, bahkan bisa menjadi semakin kuat jika ada kerja sama antara sekolah dan madrasah diniyah.

Nilai kegiatan keagamaan yang diikuti siswa di madrasah diniyah bisa dipakai untuk melengkapi pendidikan agama di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-Serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com