Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Luapkan Kekesalannya di Hadapan Alumni SMA...

Kompas.com - 11/02/2019, 07:38 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Kompas TV Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta agar pelaksanaan Pilpres berlangsung aman tanpa saling menjatuhkan sesuai dengan makna pesta demokrasi. Permintaan ini disampaikan Megawati saat berpidato di acara jambore komunitas juang PDIP di Purwokerto jawa tengah. Megawati menyayangkan situasi Pileg dan Pilpres saat ini yang berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Megawati juga menyayangkan adanya pihak-pihak yang menakuti masyarakat dengan jargon "jangan pilih Jokowi".

Jokowi tidak mau berhitung untung dan rugi. Dia ingin melihat masalah ini dari sudut pandang ekonomi makro.

Akibat kemacetan di Jakarta, kerugian yang dialami setiap tahunnya mencapai Rp 100 triliun. Jumlahnya akan terus menerus bertambah jika tidak ada terobosan untuk mengatasinya.

Jokowi mengatakan, hal inilah yang membuat dia akhirnya memutuskan untuk memulai proyek MRT.

"Kalau hitungannya hanya untung rugi, enggak mungkin kita putuskan. Tapi kita harus lihat kerugian makro itu," ujar Jokowi.

Baca juga: Ketika Jokowi Berputar-putar dan Angkat Mikrofon Sendiri untuk Pidato di Depan Alumni SMA...

"Ini adalah keputusan politik yang saya ambil dengan segala risiko yang juga pasti saya terima. Ada yang mencaci maki saya, silakan. Ada yang menghina, menghina, menghina, silakan, enggap apa-apa," tambah dia. 

4. Optimistis

Terakhir, Jokowi mengajak pendukungnya untuk optimistis melihat negeri. Dia kemudian menggambarkan keberhasilan-keberhasilan program dana desa. Dengan program tersebut, infrastruktur penunjang untuk warga di pedesaan sudah dibangun.

"Sampai akhir 2018 kemarin telah terbangun 191.000 kilometer jalan di desa-desa. Jadi bukan hanya yang gede-gede kayak jalan tol, pelabuhan, tetapi yang kecil juga dapat perhatian," ujar Jokowi.

Baca juga: Alumni Trisakti: Jokowi Kerja Nyata, Tidak Ada Beban Masa Lalu

Dengan dana desa, jembatan-jembatan kecil di desa sudah dibangun bahkan mencapai 1,1 juta meter. Sebanyak 6.900 pasar juga telah dibangun di desa-desa. Jokowi juga mengklaim sebanyak 58.000 unit irigasi sudah dibuat di sawah-sawah.

Semua pembangunan itu diharapkan bisa membangun optimisme masyarakat terhadap masa depan Indonesia. Bukan malah bersikap pesimistis dengan kondisi negeri sendiri.

Baca juga: Jokowi: Jangan Coba-coba Pilih Pemimpin yang Belum Berpengalaman

Dia pun menyinggung ujaran-ujaran pesimistis terhadap negara akhir-akhir ini. Ujaran pesimistis itu sempat disampaikan oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

"Jangan sampaikan Indonesia bubar 2030. Jangan sampaikan Indonesia akan punah. Kalau mau bubar, mau punah, silakan bubar dan punah sendiri. Jangan ajak ajak kita," ujar Jokowi.

"Kita tidak mau pesimis. Kita tidak mau bubar. Kita tidak mau punah," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang



Terkini Lainnya

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com