Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Apakah “Hantu” Teror di Jawa Tengah Terkait Pilpres?

Kompas.com - 11/02/2019, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


TEROR itu awalnya terjadi di 3 daerah. Beberapa hari lalu teror meluas di 4 daerah. Seluruhnya di Jawa Tengah. Mengamati. Lalu eksekusi.

Setidaknya sampai hari ini, sudah 27 kejadian pembakaran di 4 daerah di Jawa Tengah. Kota Semarang yang terbanyak, 17 kejadian; Kabupaten Kendal 8 pembakaran; Kabupaten Semarang 1 insiden; dan terakhir 1 kejadian di Kabupaten Grobogan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sulit untuk tidak mengaitkan hal ini dengan rentang waktu menjelang pemilu dan pilpres. Namun, ia menyerahkan kesimpulan terkait aksi ini kepada aparat keamanan.

Aiman yang akan tayang pada Senin (11/2/2019) pukul 20.00 di KompasTV secara eksklusif bertemu dengan 3 pemimpin daerah utama yang tengah rapat membahas "hantu" teror di Jawa Tengah.

Ketiganya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono, dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen Mochammad Effendi.

Ketiganya bertemu khusus membahas hal ini. Selepas rapat, secara eksklusif Aiman mewawancarai ketiga pejabat ini bersamaan.

Temuan janggal Aiman

Aiman berkeliling ke sejumlah tempat yang menjadi korban pembakaran kendaraan bermotor. Janggal, karena dari 27 kasus hanya 1 yang terekam CCTV.

Itu pun dengan resolusi yang tidak baik sehingga menyulitkan polisi untuk mengidentifikasi. Pelakunya betul-betul mencermati lingkungan sekitar.

Ada yang menarik, di rumah yang mobilnya terbakar, tak ada satu pun CCTV, termasuk yang di rumah tetangga.

Ada satu rumah di sekitar situ yang memiliki CCTV, tapi letaknya sederet dengan rumah korban. CCTV di rumah itu tidak mengarah ke tempat kejadian perkara (TKP).

Pelaku mengenali dengan baik lingkungan yang menjadi sasarannya.

Dekat pos keamanan, tapi...

Rumah yang menjadi sasaran sebenarnya hanya bejarak dua rumah dari pos keamanan setempat. Saat kejadian, ada petugas jaga di pos itu.

Tapi, petugas jaga sama sekali tidak mendengar dan melihat sesuatu yang mencurigakan yang berujung pada pembakaran mobil pukul 03.30.

Mobil terbakar tanpa jejak. Hanya ada batang korek api yang tertinggal, padahal akses ke kompleks itu hanya ada satu pintu dan melewati pos keamanan.

Siapa yang berani melakukan hal sebersih ini dalam waktu yang sangat cepat?

Kapolda Jawa Tengah Irjen Chondro Kirono menyampaikan, orang terlatih dan profesionallah yang bisa melakukan hal serapi ini. 

Siapa mereka?

Bisa dari berbagai kalangan. Yang jelas mereka bukan sosok sembarang. Perencanaan, pelatihan, dan pengamatan sebelum melakukan pasti dilakukan.

Dari daerah perumahan yang saya lihat, ada risiko buat pelaku bila tak rapi mengerjakannya. Selain akses tertutup, pelaku juga harus melewati pasar yang hidup nyaris 24 jam.

Ada kemiripan lokasi yang dipilih menjadi sasaran: dekat jalan utama, bahkan mayoritas jalur ke luar kota, tol, atau pantura.

Teror di Jawa Tengah ini mengingatkan kita pada teror yang terjadi setahun sebelumnya. Sejumlah ulama dianiaya, bahkan ada yang sampai meninggal di Jawa Barat, Jawa Timur,  bahkan Jawa Tengah.

Kejadian “teror ulama” itu pun janggal karena semua pelakunya dinyatakan gila.

Pertanyaannya kini, akankah pelakunya terjerat? Rasanya bakal sulit dijawab.

Saya Aiman Witjaksono..
Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan Cawe-cawe PJ Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan Cawe-cawe PJ Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com