Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa-desa Damai yang Merawat Toleransi Indonesia...

Kompas.com - 08/02/2019, 13:40 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Media sosial menjadi salah satu yang berperan dalam penyebaran informasi hoaks bahkan hingga ke desa-desa. Dampaknya begitu besar bahkan sampai pada persoalan intoleransi dan bibit radikalisme.

Gejolak-gejolak intoleransi yang disebabkan fitnah, isu penolakan rumah ibadah, hingga radikalisme berbasis kekerasan akhirnya mulai menjalar ke desa-desa.

Meski demikian, jawaban atas masalah intoleransi di Indonesia ini justru bermula dari desa-desa juga.

Baca juga: Toleransi yang Sebenarnya di Indonesia Bukan Hal Mustahil

Wahid Foundation, lembaga yang berprinsip meneruskan visi kemanusiaan Abdurrahman Wahid, memiliki program bernama forum NUSANTARA bekerja sama dengan UN Women.

Program ini membuat desa-desa di Indonesia berevolusi menjadi "desa damai". Fokus program ini adalah memberdayakan peran perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi di lingkungan masing-masing. Sekaligus berdaya di bidang sosial ekonomi.

"Mereka mendapatkan pelatihan dan penguatan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Misal mengenai bagaimana cara mengatasi hoaks," kata Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, dalam peluncuran buku indikator desa damai di Hotel Sultan, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: Toleransi yang Sebenarnya, Bisakah Terjadi di Indonesia?

9 desa damai

Dalam program ini, sudah ada 9 desa dan kelurahan di Indonesia yang mendeklarasikan diri sebagai desa atau kelurahan damai.

Di antaranya adalah Desa Tajurhalang dan Kelurahan Pengasinan di Jawa Barat, Desa Gemblegan dan Nglinggi di Jawa Tengah, Desa Guluk-gulik, Prancak, Payudan Dundang, Candirenggo, dan Sidomulyo di Jawa Timur.

"Melalui desa atau kelurahan damai, anggota masyarakat berkomitmen untuk melindungi dan menumbuhkan toleransi dan perdamaian di komunitas mereka," kata Yenny.

Baca juga: Toleransi dan Kerukunan Dinilai Membaik pada 2018

Ada 9 indikator yang harus dipenuhi desa-desa damai ini. Penduduk desa damai harus berkomitmen untuk menjalankan itu dalam kehidupan mereka.

Indikatornya adalah berkomitmen mewujudkan perdamaian, ada pendidikan dan penguatan nilai perdamaian dan kesetaraan gender, ada praktik nilai-nilai persaudaraan dan toleransi dalam kehidupan warga, ada penguatan nilai dan norma kearifan lokal, dan ada sistem deteksi dini pencegahan intoleransi.

Kemudian ada sistem penanganan cepat, penanggulangan, dan pemulihan kekerasan. Lalu ada peran aktif perempuan di semua sektor masyarakat, ada pranata bersama, dan ada ruang sosial bersama antar warga.

Baca juga: Ahli Psikologi Ungkap Makna Toleransi yang Sebenarnya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan penguatan toleransi, kedamaian, hingga pemberdayaan perempuan di desa-desa merupakan investasi paling mahal. Sebab bibit-bibit radikalisme dan gejolak sosial lain bisa cepat terdeteksi masyarakat.

"Karena kalau ada ideologi apa, paham apa, mereka akan cepat terdeteksi. Kalau ada tamu masuk, warga desa itu cepat tahu," kata Ganjar.

Dia pun mendukung program ini. Bahkan dia merencanakan program "adopsi desa" untuk membuat desa semakin berdaya termasuk dalam bidang sosial ekonomi.

Baca juga: Merangkai Toleransi Indonesia, Ahli Usulkan 2 Cara

Dia percaya pemberdayaan ekonomi akan meminimalisir gejolak atau kesenjangan di masyarakat. Radikalisme dan intoleransi juga akan teredam.

Perempuan berperan

Perempuan-perempuan dari desa damai itu memberikan testimoni mereka dalam acara siang ini. Andriani dari Desa Gemblegan merasa toleransi di desanya kini semakin kuat setelah seluruh warga berkomitmen mewujudkan desa damai.

Dia bisa bekerja sama dalam membuat kelompok usaha bersama warga muslim.

"Kami bisa bekerja tanpa ada konflik. Beda pendapat itu wajar tetapi selalu bisa diselesaikan dengan baik," kata Andriani.

Baca juga: Jusuf Kalla: Hampir Tidak Ada Negeri seperti Indonesia dalam Toleransi

Hasdiah, perempuan dari Desa Guluk-guluk di Sumenep menceritakan bukan hanya toleransi yang meningkat. Perempuan-perempuan di desanya juga semakin berdaya dan diperhitungkan oleh perangkat desa.

"Sekarang 25 persen perempuan di desa-desa Sumenep sudah ikut andil dalam proses pengambilan keputusan di musyawarah," kata Hasdiah.

Kompas TV Belajar keberagaman agama dan tolerasi bisa dimulai sejak dini. Seperti para siswa taman kanak-kanak yang mengadakan wisata edukasi dengan mendatangi Kelenteng Hok Tik Bio yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com