Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidik Diduga Dianiaya, Wadah Pegawai KPK Gelar Aksi Solidaritas

Kompas.com - 07/02/2019, 14:55 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) menggelar aksi solidaritas di depan lobi Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Para pegawai KPK yang mengikuti aksi sebagian besar mengenakan masker. Mereka juga tampak membentangkan kain hitam.

Sementara, sebagian besar pegawai lainnya saling bergandengan tangan.

Ketua WP KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan, aksi ini sebagai bentuk kepedulian pegawai KPK terhadap penyelidik yang menjadi korban dugaan penganiayaan.

Penyelidik KPK diduga dianiaya oleh sejumlah orang di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (3/2/2019).

Baca juga: KPK Minta Terduga Pelaku Penganiayaan Penyelidiknya Segera Menyerahkan Diri ke Polisi

"Kami melaksanakan aksi solidaritas untuk kawan kami yang sekarang sedang berbaring di rumah sakit akibat luka yang dialaminya, kami membentuk suatu rantai manusia," kata Yudi usai menggelar aksi.

Menurut Yudi, simbol rantai manusia ini merupakan komitmen jajaran KPK untuk saling melindungi satu sama lain dalam pemberantasan korupsi.

"Kami mengutuk keras dan mengecam, karena teman kami sedang dalam melaksanakan tugas. Kedua, yang bersangkutan adalah pegawai KPK sekaligus penegak hukum," kata Yudi.

Yudi menjelaskan, salah satu penyelidik KPK yang mengalami retak di hidung telah dioperasi. Penyelidik tersebut masih menjalani perawatan pascaoperasi.

Baca juga: Penganiayaan Pegawai KPK, Polisi Periksa Sekuriti, Operator Kamera, dan Resepsionis

Yudi memastikan pegawai KPK akan mendukung proses penyembuhan korban.

Di sisi lain, Yudi menyesalkan adanya pihak tertentu yang mengklaim penganiayaan terhadap penyelidik KPK tak terjadi. Padahal, kepolisian sudah meningkatkan penanganan status perkara ke penyidikan.

"Artinya benar terjadi peristiwa tindak pidana di Hotel Borobudur sehingga kami meminta jangan ada lagi pengalihan isu," ujar Yudi.

Saat ini, kata Yudi, pegawai akan mengawal penanganan dugaan penganiayaan ini di kepolisian. Ia berharap polisi bisa menemukan terduga pelaku penganiayaan.

Baca juga: Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Dugaan Penganiayaan Penyelidik KPK

Yudi juga menyarankan terduga pelaku menyerahkan diri ke polisi karena penganiayaan terhadap penegak hukum yang bertugas tak dapat dibenarkan.

"Indonesia adalah negara hukum. Dan ini tidak kondusif dengan semangat pemberantasan korupsi yang sedang diusung pemerintah. Kami meminta Kapolri untuk serius dan memprioritaskan masalah penganiaayan terhadap pegawai KPK," kata Yudi.

Ia memastikan seluruh pegawai KPK akan tetap solid dan tidak lengah dalam pemberantasan korupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com