JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto enggan disebut sebagai calon pemimpin yang pesimistis.
Ia menegaskan bahwa dirinya yakin dapat membenahi arah pembangunan nasional yang dianggapnya keliru. Optimisme itulah yang membuat Prabowo memutuskan kembali maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.
"Dibilang saya pesimis. Tidak. Justru saya optimis saya mau maju sebagai calon presiden RI. Kalau saya pesimis ngapain saya maju, bikin capek saja," ujar Prabowo saat menghadiri perayaan ulang tahun ke 20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).
Baca juga: Prabowo Sebut 25 Persen Anggaran Negara Bocor, Kemenkeu Persilakan Lapor ke Penegak Hukum
Prabowo pun mengklaim saat ini ia memiliki tim yang terdiri dari pakar-pakar untuk mencari cara melakukan perbaikan kondisi kehidupan masyarakat saat ini.
"Kami mengerti apa yang harus dilakukan. Kami paham dan akan melakukan perbaikan kehidupan bangsa dan negara Indonesia," kata Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, persoalan utama Indonesia saat ini adalah pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dinikmati oleh sebagian besar masyarakat.
Hal itu, kata Prabowo, terjadi karena adanya praktik-praktik korupsi di lembaga pemerintahan.
Ia menyebut adanya kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disebabkan oleh praktik korupsi.
Baca juga: Disebut Jokowi Tak Mengerti Ekonomi Makro, Ini Respons Prabowo
Prabowo mengatakan kebocoran anggaran akibat korupsi mencapai hampir Rp 500 triliun.
Menurut Prabowo, kebocoran anggaran tersebut seharusnya bisa dihindari. Kemudian anggaran tersebut dialihkan untuk membangun sektor industri dalam negeri. Dengan demikian pemerintah tak perlu lagi menerapkan kebijakan impor barang.
Oleh sebab itu, Prabowo meyakini tidak ada jalan lain untuk memperbaiki situasi Indonesia selain dengan memberantas korupsi di sektor pemerintahan.