JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menjawab tudingan bahwa dirinya tidak mengerti mengenai ekonomi makro. Ia menegaskan, dirinya memahami persoalan ekonomi yang tengah dialami bangsa Indonesia.
"Ada yang mengatakan Prabowo tidak mengerti ekonomi makro. Prabowo bisa baca angka dan angka-angkanya. Semua tidak baik untuk bangsa kita sekarang," ujar Prabowo saat menghadiri perayaan ulang tahun ke 20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).
Baca juga: Prabowo Sebut Kekeliruan Arah Pembangunan Terjadi Sejak Orde Baru
Ketua Umum Partai Gerindra itu mengklaim memiliki data-data yang menunjukkan permasalahan itu. Data-data tersebut ia paparkan dalam bukunya bertajuk 'Paradoks Indonesia'.
"Angka-angkanya menunjukkan apa yang saya sampaikan dan saya menulis dalam buku, dan sudah beredar," kata Prabowo.
Selain itu ia juga menyebut adanya kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disebabkan oleh praktik korupsi.
Baca juga: Didukung Kelompok Buruh Sebagai Capres, Prabowo Mengaku Terharu dan Bangga
Ia mengatakan kebocoran anggaran akibat korupsi mencapai hampir Rp 500 triliun.
"Uang yang hilang ini kalau kita pakai untuk kesejahteraan dan ekonomi kita, bayangkan apa yang bisa kita buat," ujar Prabowo.
"Saya bicara dengan pakar industri, kurang lebih kita bisa bangun minimal 200 pabrik yang sangat penting. Sehingga kita menciptakan begitu banyak produk-poduk di Indonesia, tidak pakai impor-impor lagi," ucap dia.
Baca juga: Sandiaga: Prabowo-Sandi Tidak Akan Balas Menyerang
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membela Menteri Keuangan Sri Mulyani yang disebut oleh Prabowo sebagai menteri pencetak utang.
Jokowi menegaskan, Sri Mulyani adalah menteri dengan kinerja baik. Bahkan, prestasi perempuan yang akrab disapa Ani itu sudah diakui dunia internasional.
"Dunia juga tahu Bu Menteri Keuangan kita, Bu Sri Mulyani, adalah kebanggan kita karena masuk sebagai menteri terbaik Asia Pasifik, masuk sebagai terbaik di dunia," kata Jokowi di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/1/2019).
Baca juga: Bela Sri Mulyani, Jokowi Sebut Prabowo Tak Mengerti Ekonomi Makro
Sri Mulyani pernah dinobatkan sebagai menteri terbaik sedunia dalam acara World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Februari 2018 lalu.
Lalu, pada Oktober 2018, Sri Mulyani kembali menerima penghargaan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Tahun 2018 di Asia Pasifik Timur. Penghargaan ini diberikan di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
"Semua orang menghargai kok, semua orang hormat kepada Bu Sri Mulyani. Kalau ada kita yang menyampaikan itu (menteri pencetak utang), ya mungkin belum ngerti masalah ekonomi makro," kata Jokowi seraya tertawa.