JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bingung dengan tudingan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo soal adanya propaganda Rusia dalam Pemilihan Presiden 2019. Fadli mengatakan teori-teori itu hanya halusinasi dan mengada-ada.
"Propaganda apa? Coba sebutkan propaganda apa? Maksudnya apa sih saya enggak ngerti teori dari mana," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senin (4/2/2019).
"Itu sudah halusinasi tuh dengan teori-teori itu. Kita terang benderang tidak ada yang dirahasiakan," tambah dia.
Menurut Fadli jika tudingan tersebut ditujukan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, itu adalah fitnah. Menurut Fadli, pihaknya bisa saja melaporkan itu karena tidak merasa melakukan propaganda.
Baca juga: Jokowi: Prabowo-Sandi Pakai Konsultan Asing, Terus yang Antek Siapa?
Selain itu, Fadli juga menyayangkan tudingan ini keluar dari mulut Jokowi. Sebagai calon presiden yang juga menjabat sebagai presiden, Jokowi harus berhati-hati dalam menyebut nama negara tertentu.
"Itu bisa menimbulkan gejolak hubungan diplomatik antara kita dan Rusia atau negara manapun yang disebut. Enggak bisa sembarangan menyebut nama negara, kecuali dia betul-betul mempunyai bukti yang sahih atau nyata," kata Fadli.
Sebelumnya, Jokowi menyebut kubu Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2019.
Akibat menggunakan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi kampanye yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.
Baca juga: Jokowi: Ada Timses yang Menyiapkan Propaganda Rusia...
"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi saat bertemu dengan sedulur kayu dan mebel di Karanganyar, Minggu siang.
Jokowi tak menyebut konsultan asing apa yang digunakan kubu Prabowo-Sandi. Namun ia sempat menyinggung soal propaganda Rusia.
"Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi.