Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Jalan Terjal Politisi Milenial

Kompas.com - 04/02/2019, 09:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


JASMERAH. Demikian salah satu judul pidato Bung Karno yang sangat terkenal. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dengan kata lain, belajarlah dari masa lalu. Banyak hikmah yang bisa dipetik sebagai awalan bagi kita untuk melangkah ke masa depan. 

Begitu juga saat kita mencoba memahami peran generasi milenial dalam pilpres dan pileg 2019. Perlu bagi kita untuk mencoba meresapi makna terdalam dari berbagai peristiwa sejarah Indonesia yang melibatkan kaum muda. 

Mari kita menoleh ke belakang sejenak, menggali memori tentang pergerakan pemuda sepanjang sejarah bangsa ini. Dari catatan masa lalu kita bisa belajar mengapa harapan besar seringkali dilekatkan kepada kaum muda, termasuk di dalamnya generasi milenial, sebutan lain bagi sebagian besar kaum muda zaman kini. 

Pergerakan pemuda zaman old

Pemuda atau kaum muda hampir selalu hadir dalam tonggak-tonggak penting pergolakan politik bangsa ini. Sumpah Pemuda di tahun 1928, merupakan salah satu titik awal dan penting perekat kebangsaan Indonesia.

Berbagai perwakilan kelompok muda dari hampir seluruh Indonesia berkumpul di Jakarta. Padahal, moda transportasi yang mereka miliki sangatlah terbatas. Mereka mengandalkan kapal laut dan kereta api dengan jarak tempuh berhari-hari.

Para pemuda dalam pertemuan itu berikrar satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa. Semangat persatuan untuk Indonesia pun semakin merebak sejak momen Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 digelorakan.

Selanjutnya, menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya 16 Agustus 1945 dinihari, sekelompok pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka membawa kedua tokoh yang selanjutnya dipilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia ke Rengasdengklok, Karawang, dengan satu tujuan: meminta Bung Karno dan Bung Hatta untuk sesegera mungkin memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Keberanian bertindak para kaum muda ini bisa jadi merupakan salah satu pendorong dan penyemangat Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Mahasiswa membawa keranda jenazah Soeharto saat menduduki Gedung MPR/DPR menuntut Soeharto
mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, 21 Mei 1998.MAJALAH D&R/RULLY KESUMA Mahasiswa membawa keranda jenazah Soeharto saat menduduki Gedung MPR/DPR menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, 21 Mei 1998.

Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru yang dipicu Gerakan 30 September/PKI pada tahun 1965 memunculkan berbagai kelompok pemuda sebagai pengawal amanat rakyat akibat kondisi politik dan ekonomi yang memburuk.

Masih ingat dengan Tritura? Tri Tuntutan Rakyat adalah tiga tuntutan kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada tanggal 12 Januari 1966.

Isi Tritura adalah pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora, dan turunkan harga pangan. 

Rentetan demonstrasi yang dilakukan kaum muda Indonesia ini dalam menyuarakan Tritura akhirnya diikuti keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Dan, ujungnya seperti yang kita ketahui, berupa transisi dari Orde Lama ke Orde Baru.

Terakhir, tepat dua puluh tahun lalu, tumbangnya rezim Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun berkat perjuangan kaum muda pula. Tepatnya, kaum muda yang masih berstatus mahasiswa.

Keberanian kaum muda menyuarakan penderitaan rakyat akibat krisis moneter sejak pertengahan 1997 membuat elemen-elemen lain dari bangsa ini akhirnya berani menyuarakan hal yang sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com