JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menyatakan dia sengaja menanggapi berbagai serangan politik lawannya dengan menyerang balik saat kampanye di daerah-daerah.
Jokowi mengemukakan hal itu saat ditanyai wartawan, mengapa belakangan ini dia kerap menyerang balik pihak-pihak yang menyudutkannya.
"Ya saya menyampaikan apa adanya," kata Jokowi usai menghadiri rapat konsolidasi Jenggala Center untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Minggu (3/2/2019).
Jokowi mengatakan, selama empat tahun memerintah, dia kerap mendapat fitnah dari pihak yang tak menyukainya. Karena itu ia mencoba tak hanya diam.
"Ya kan, masa saya diem terus. Saya disuruh diem terus? Saya disuruh sabar terus? Ya enggak dong! Sekali-kali dong (menyerang)," lanjut Jokowi.
Masih pada hari ini, Jokowi mengakui, gaya pidatonya mulai berubah menjadi sedikit keras. Namun, menurut dia hal itu bukanlah sebuah masalah.
"Masa suruh halus terus, ya kadang-kadang kita kan bosan. Bolehlah keras-keras sedikit," kata Jokowi kepada wartawan di Semarang, Minggu.
Jokowi dalam kampanye di Jawa Timur dan Jawa Tengah akhir pekan ini, menyampaikan pidato bernada keras dengan menyindir pernyataan-pernyataan lawan politiknya. Misalnya, terkait pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar dan punah. Jokowi meminta Prabowo untuk bubar dan punah sendiri saja, tanpa mengajak masyarakat Indonesia.
Baca juga: Jokowi: Bubar Sendiri Saja, Punah Sendiri Saja, Jangan Ngajak Kita
Jokowi juga sempat menyinggung hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet. Jokowi menyesalkan kubu Prabowo yang menyebarkan kebohongan Ratna.
Jokowi juga menyebut Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pilpres 2019. Jokowi menyatakan, dengan kondisi seperti itu, siapa sebenarnya yang antek asing.
Baca juga: Jokowi: Prabowo-Sandi Pakai Konsultan Asing, Terus yang Antek Siapa?
Jokowi menilai, meski keras, tak ada yang salah dari pernyataannya itu.
"Yang penting menyampaikan fakta. Yang penting menyampaikan data. Yang penting tidak menyampaikan semburan dusta. Yang penting tidak menyampaikan semburan kebohongan. Yang paling penting bukan menyampaikan semburan hoaks," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.