4. Pertempuran Sekigahara
Pada 1598, Motoyasu yang kemudian mengganti kembali namanya menjadi Tokugawa Ieyasu, menjadi sosok kuat setelah kematian Nobuhide dan Hideyoshi.
Pada 1599, Tokugawa memimpin pasukan ke Fushimi dan menyerang Kastil Osaka, kediaman Toyotomi Hideyori, putra Hideyoshi yang selamat.
Serangan itu menimbulkan kemarahan dari para bangsawan yang kemudian menggabungkan diri di bawah komando Ishida Mitsunari yang merupakan penasihat Hideyoshi.
Baca juga: Soal Dana Penobatan Kaisar, 240 Warga Jepang Gugat Pemerintah
Pada 1600, para daimyo di Jepang terpecah dalam dua faksi. Pasukan Barat yang dikendalikan Ishida, dan Pasukan Timur yang menentang Ishida.
Tokugawa memutuskan mendukung front timur yang berisi Klan Date, Mogami, Satake, serta Maeda, yang kemudian membawanya ke dalam peperangan terpenting.
Peperangan yang berlangsung di wilayah dekat Sekigahara pada 21 Oktober 1600 adalah pertempuran dengan total 160.000 saling berhadapan.
Pertempuran itu berakhir dengan kemenangan absolut Tokugawa di mana blok Barat dihancurkan, dan Ishida serta daimyo yang memihak kepadanya dibunuh.
Dengan hasil itu, Tokugawa menjadi penguasa de facto Jepang, dan menghadiahkan daerah kekuasaan kepada daimyo yang sudah membelanya.
5. Menjadi Shogun
Pada 24 Maret 1603, Kaisar Go-Yozei memberikan gelar shogun (gubernur militer) kepada Tokugawa ketika dia berusia 60 tahun.
Dia memulai Zaman Edo, dan membuka rezim shogun ketiga setelah Era Kamakura pada 1185-1333 serta Ashikaga 1338 hingga 1573.
Dia hanya mengemban jabatan tersebut selama dua tahun dan memutuskan mengundurkan diri pada 1605, serta menyerahkannya kepada sang anak Hidetada.
Meski begitu, dia masih berperan sebagai Ogosho atau Shogun yang sudah pensiun di mana dia mengawasi pembangunan Kastil Edo.
Dia bekerja keras untuk menyatukan dan memulihkan stabilitas Jepang serta mendukung adanya perdagangan dengan pihak asing.
Keberanian itu antara lain terlihat dari tukar cinderamata antara dirinya dengan Raja James I dari Inggris dan penguasa monarki Eropa lainnya.
Baca juga: Pangeran Jepang Kritik Ritual Penobatan Kaisar Baru Pakai Uang Rakyat
6. Kematian
Shogun Tokugawa Ieyasu meninggal pada 17 April 1616 pada usia 73 tahun dengan dugaan penyebab kematiannya antara kanker hingga sifilis.
Dia kemudian dinobatkan sebagai dewa dengan sebutan Tosho Daigongen (Gongen yang Agung, Sang Cahaya dari Timur).
Semasa hidup, Tokugawa sempat berpesan agar ketika dia wafat, dia harus dijadikan dewa demi melindungi keturunannya dari hal jahat.
Jenazahnya lalu dibaringkan di Kuil Nikko, yang kemudian menjadi salah satu kuil terpenting di Jepang.
Baca juga: Setelah Kritik Kaisar, Kepala Pendeta Kuil Kontroversial Jepang Mundur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.