JAKARTA, KOMPAS.com - Caleg DPR RI dari Partai Golkar, Christina Aryani, mengaku tidak ingin mengeluarkan terlalu banyak uang untuk kampanye.
Christina maju di daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II, yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri.
Ia mengaku telah menghitung agar biaya kampanye yang dikeluarkan dapat sesuai dengan gaji yang akan ia terima jika terpilih sebagai anggota parlemen.
"Jadi saya ini orangnya perhitungan, saya enggak mau kayak orang gila yang mengeluarkan miliaran, nanti mikir balikinnya bagaimana, jadi ya hitung gaji jadi DPR berapa sih sebulan (gajinya) kali 12," jelas Christina saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019).
Dalam berkampanye, Christina yang baru pertama kali mencalonkan diri mengungkapkan bahwa pertarungan yang sebenarnya adalah dengan sesama anggota partai.
Baca juga: KPU: Caleg Eks Koruptor Berpotensi Bertambah
Wanita yang sudah terjun ke dunia politik sejak tahun 2006 ini mengaku sudah menghitung jatah kursi setiap partai.
Oleh karena itu, pertarungannya adalah memperebutkan kursi yang menjadi jatah partainya.
"Karena pertarungan dengan teman saya sendiri, kalau yang lain biar lah, yang jadi permasalahannya adalah (kursi itu) jatuh ke saya apa ke teman saya," terangnya.
Ketika berkampanye, Christina memiliki 4 fokus yang bakal ia perjuangkan. Pertama, yaitu fokus kepada pemberdayaan perempuan dan anak.
Ia ingin menghilangkan stunting dan memastikan hak perempuan dan anak terakomodasi dalam regulasi yang ada.
Selain itu, Christina juga berjanji akan memperjuangkan perlindungan bagi pekerja migran asal Indonesia.
Fokus ketiga yang ia tawarkan adalah aspirasi para diaspora maupun pekerja migran asal Indonesia.
Dapil yang ia geluti mencakup wilayah luar negeri. Menurutnya, wilayah tersebut kerap terabaikan oleh anggota DPR atau caleg petahana.
Akibatnya, aspirasi pemilih luar negeri kerap tak didengar.
"Selama ini mereka (pemilih luar negeri) tak disentuh, jadi kemarin saya ke Eropa, mereka tak tahu siapa anggota DPR mereka sekarang yang representasikan mereka di DPR, tujuh orang itu enggak pernah datang, ada datang untuk shopping," jelas Christina.