Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Persaudaraan dalam Buku Ekonomi Keumatan "The Ma'ruf Amin Way"

Kompas.com - 01/02/2019, 12:59 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Buku yang berisi tentang pemikiran calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, terkait ekonomi keumatan diluncurkan hari ini, Jumat (1/2/2019).

Peluncuran buku yang berjudul "The New Indonesia Economics Perspective: The Ma'ruf Amin Way", bertempat di Gedung Smesco, Jakarta, dan dihadiri langsung oleh Ma'ruf.

Baca juga: Mengenal Santripreneur, Program Kemitraan Ekonomi Umat

Ia menyadari masih adanya kesenjangan ekonomi yang terjadi pada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Ma'ruf menggagas ekonomi kerakyatan atau yang berlandaskan pembangunan dari bawah (bottom-up economics development).

"Perlu ada perubahan-perubahan yang signifikan, yang fundamental, untuk membangun ini, yaitu membangun ekonomi dari bawah atau istilahnya membangun ekonomi kerakyatan, bottom-up economics," terang Ma'ruf.

Realisasinya, kata Ma'ruf, melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), para santri yang berwirausaha atau disebut santripreneur, dan koperasi.

Menurutnya, diperlukan sinergi antara perusahaan besar dengan koperasi untuk mewujudkan tata kelola ekonomi kerakyatan ini.

Baca juga: IPB Siap Kembangkan Santripreneur di Pekalongan

Ma'ruf pun tak menyangka bahwa pemikiran sederhananya itu dapat dituangkan menjadi sesuatu yang bagus dalam buku tersebut.

"Sebenarnya sederhana sekali pikiran-pikiran saya, tapi begitu jadi buku, saya kaget sendiri, lebih bagus dari apa yang saya gambarkan," ungkap dia.

Selain itu, Ma'ruf mengungkapkan bahwa dalam buku yang ditulis oleh Sahala Panggabean dan Anwar Abbas tersebut terselip pesan persaudaraan.

Ia menuturkan bahwa orang dengan latar belakang yang berbeda-beda dipersatukan dalam buku ini.

Baca juga: Kisah Santripreneur asal Bandung, Berbagi dalam Keterbatasan

Menurutnya, keberagaman dan persaudaraan dengan rasa saling menghormati itu perlu dijaga.

"Yang lebih luar biasa lagi, saya merasa bangga, Pak Sahala ini kebetulan non-muslim. Kemudian Pak Anwar Abbas muslim tapi Muhammadiyah. Saya NU, ini luar biasa. Jadi pikiran orang NU, ditulis oleh orang non-muslim, Kristiani dan oleh orang Muhammadiyah," ujar Ma'ruf.

"Saya pikir ini merupakan suatu keutuhan, kesatuan, persaudaraan yang harus kita bangun, untuk saling menghargai satu sama lain," sambung dia.

Kompas TV Sapa santri kali ini berada di Singapura salah satu negara maju yang berada di wilayah Asia Tenggara, maju dalam bidang perekonomian. Dan dibangun dari ramainya pelabuhan transit negara ini menjadi kiblat generasi milenial dalam mengembangkan karir dilingkup IT. Tidak terkecuali sosok santri kita yang satu ini Ainun Najib yang akrab dipanggil Bang Najib ini selepas menyelesaikan pendidikannya di Madrasah, ia mencoba dan mulai fokus ke dunia yang membawanya ke posisinya sekarang sebagai salah seorang manager IT di perusahaan terbesar yang bergerak di bidang transportasi dan jasa berbasis <em>online</em> yang banyak dinikmati masyarakat di beberapa negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com