KOMPAS.com - Nahdlatul Ulama (NU) tercatat sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi keagamaan ini berdiri pada 31 Januari 1926 setelah terjadi kesepakatan antara ulama dari kalangan pesantren.
Berawal dari organisasi yang dikenal sebagai kumpulan para santri, NU kemudian melebarkan sayap ke berbagai bidang serta wilayah di Indonesia.
Kini sudah 93 tahun NU berdiri, serta berperan terhadap kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah fakta menarik NU:
Penggunaan istilah "Nahdlatul" atau "Kebangkitan" kali pertama muncul pada 1916. Pembentukan ini dibarengi untuk menunjukan respons positifn terhadap Kebangkitan Nasional pada 1908, yang menjadi momentum pergerakan di Indonesia.
Awalnya, organisasi ini bernama "Nahdlatul Wathan" yang berarti "Kebangkitan Tanah Air". Pada 1916, muncul organisasi lain bernama "Taswirul Afkar" atau lebih dikenal sebagai "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran).
Setelah itu, berdirilah Nahdalatul Tujjar untuk menghimpun pergerakan para saudagar pada era kolonial. Setelah muncul beberapa organisasi ini, ada insiatif untuk menggabungkannya.
Tujuannya adalah agar organisasi lebih kuat dan cakupannya lebih luas. Akhirnya, disepakati berdirinya "Nahdlatul Ulama" atau "Kebangkitan Ulama" pada 31 Januari 2016.
KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai Rais Akbar.
Baca juga: 93 Tahun Berdirinya Nahdlatul Ulama...
Ketika Inggris mulai datang ke Surabaya pada 1945, NU mendeklerasikan "Resolusi Jihad". Peran ini begitu terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945, saat pengurus NU se-Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya.
Pertemuan dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng Sekutu.
Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari menyerukan imbauan kepada para santri untuk berjuang demi Tanah Air.
Resolusi itu disampaikan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Hasilnya, resolusi ini membawa pengaruh yang besar.
Rakyat dan santri kemudian melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya. Banyak santri dan massa Nahdliyin yang aktif terlibat dalam pertempuran ini.
Sejak 2015, pemerintah mengeluarkan keppres yang menetapkan Hari Santri Nasional berdasarkan resolusi jihad santri.
Baca juga: Resolusi Jihad, Makna di Balik Penetapan Hari Santri Nasional
Sebelumnya, Masyumi merupakan satu-satunya partai politik yang menyalurkan aspirasi umat Islam pada era 1950-an. Organisasi seperti Muhammadiyah dan NU tergabung dalam Masyumi.