Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2019, 15:13 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menilai, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tak berkaca ketika menyerang lawan politiknya.

Contohnya, kata dia, ketika Jokowi menyebut Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto paling banyak mencalonkan eks koruptor dalam debat pertama.

Ia mengatakan, berdasarkan data terbaru Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Golkar paling banyak mencalonkan eks koruptor dalam Pemilihan Legislatif 2019.

"Pak Jokowi ingin men-down grade Pak Prabowo seolah-olah tidak punya komitmen terhadap pemberantasan koruspi, salah terbalik. Pak Jokowi lupa partai pengusungnya paling banyak yang mantan napi," ujar Riza ketika dihubungi, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Golkar Anggap Eks Koruptor Tetap Punya Hak Jadi Caleg

Riza mengatakan, sebetulnya aturan mantan narapidana boleh mengikuti pemilu sudah diatur dalam UU.

Selain itu, Jokowi juga pernah menyampaikan bahwa mengikuti pemilu adalah hak semua warga negara.

Riza mengkritik Jokowi yang justru menggunakan isu ini untuk menyerang Prabowo. Meski demikian, Riza memastikan Prabowo tidak akan melakukan hal yang sama kepada Jokowi dalam debat.

Baca juga: DPP Gerindra: Kami Sudah Minta DPD Tak Calonkan Eks Koruptor, tetapi...

"Pak Prabowo itu negarawan, tahu kesalahan orang, tahu kejelekan orang, tapi tidak ingin mempermalukan," ujar Riza.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan daftar calon anggota legislatif yang pernah menjadi narapidana kasus korupsi pada Rabu (30/1/2019).

Dari 49 nama yang disampaikan KPU, 40 di antaranya merupakan caleg DPRD, dan 9 orang lainnya caleg DPD. Partai yang paling banyak mencalonkan mantan koruptor adalah Partai Golkar (8 orang), Partai Gerindra (6 orang), dan Partai Hanura (5 orang).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com