Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

93 Tahun Berdirinya Nahdlatul Ulama...

Kompas.com - 31/01/2019, 14:09 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penjajahan Belanda atas Nusantara memberikan dampak yang luar biasa. Ruang gerak berbagai golongan dan kelompok dibatasi.

Kegelisahan kelompok Islam muncul karena penerapan nilai-nilai Islam juga dibatasi penjajah. Beberapa ulama tergerak dan menginginkan perubahan dengan mendirikan sebuah organisasi.

Organisasi ini juga diharapkan dapat menyatukan sistem perekonomian, terutama di wilayah Jawa Timur. Akhirnya, beridrilah sebuah koperasi yang bernama Nahdlatul Tujjar.

Dilansir dari Harian Kompas yang terbit pada 19 Maret 2010, pada 1918 KH Wahab Chasbullah dan KH Hasyim Ashari merupakan tokoh di balik Nahdlatul Tujjar atau kebangkitan para usahawan.

Meskipun usianya tak panjang, organisasi ini berhasil menghimpun dana besar. Nahdlatul Tujjar juga berkembang menjadi basis perekonomian rakyat.

Baca juga: Momentum Nahdlatul Ulama

Kendala

Pada awal abad ke-20, polemik yang muncul di dunia Islam saat itu adalah gerakan pemurnian agama yang disertai tendensi menentang ajaran tradisional.

Sejumlah kelompok Islam di Indonesia pun mulai mengambil sikap atas gerakan pemurnian ini. Kemudian, digelar Kongres Al Islam di Yogyakarta pada 1925 yang menyepakati perlunya untuk kebebasan bermahzab dan juga peduli terhadap warisan peradaban.

Setelah itu, KH Hasyim Asy'ari ditunjuk sebagai Rais Akbar dalam organisasi baru.

Dilansir dari nu.or.id, pada 31 Januari 1926 disepakati berdirinya wadah persatuan ulama dalam memimpin umat menuju tercapainya "izzul Islam wal Muslimin" (kemuliaan Islam dan Muslim), yaitu Nahdlatul Ulama.

Hasyim Asy'ari lalu merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar) dan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab itu menjelaskan latar belakang dari khittah NU, yaitu sebagai dasar berpikir dan bertindak dalam sosial, agama maupun politik.

Resolusi Jihad

Seiring berjalanya waktu, NU tumbuh menjadi organisasi yang mendapat respons positif dari masyarakat. Tak hanya dari lingkungan pesantren, pengaruh NU mulai merambah ke berbagai lapisan masyarakat.

Pada 1935, NU mendeklarasikan konsep Darussalam. Konsep ini tak mengharuskan berdirinya negara Islam dan menjunjung tinggi keberagaman.

Tidak hanya itu, NU juga mengeluarkan sebuah resolusi untuk menanggapi peluang kembalinya penjajah pasca-kemerdekaan.

Ketika Inggris mulai datang ke Surabaya, NU menerapkan "Resolusi Jihad". Peran ini begitu terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945, saat pengurus NU se-Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya.

Baca juga: Resolusi Jihad, Makna di Balik Penetapan Hari Santri Nasional

Pertemuan dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng Sekutu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com