JAKARTA, KOMPAS.com - Dua berita mengenai pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, yang baru memutuskan pensiun dari dunia bulu tangkis, menjadi berita yang paling banyak dibaca pada Selasa (29/1/2019) hingga Rabu (30/1/2019) pagi ini.
Pada Selasa kemarin, Liliyana menyambangi Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo. Kedatangannya untuk berpamitan kepada Presiden Jokowi karena ia akan pensiun dari bulu tangkis.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Liliyana atas pengabdian dan prestasi yang ditorehkannya bagi Indonesia.
Liliyana juga diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan posisi istimewa. Berita soal ini menjadi populer teratas di halaman Nasional Kompas.com, dibaca lebih dari 143.000 ribu kali.
Posisi istimewa apa yang didapatkan Liliyana? Selengkapnya, berikut 5 berita terpopuler Nasional:
Kepastian soal diangkatnya Liliyana Natsir sebagai PNS disampaikan Menpora Imam Nahrawi. Liliyana akan menjadi PNS di Kemenpora. Posisi istimewa disiapkan untuknya.
Menurut Imam, Liliyana telah mengikuti seleksi PNS dan menjalani uji kompetensi. Hasilnya, sangat memuaskan.
Setelah proses administrasi rampung, Liliyana akan diangkat menjadi PNS di bidang tenaga fungsional kepelatihan dan atlet yang berada di bawah Kemenpora.
Selengkapnya, Baca juga: Pensiun, Liliyana Natsir Diangkat Jadi PNS dengan Posisi Istimewa
Pada Selasa (29/1/2019), Liliyana Natsir berpamitan kepada Presiden Joko Widodo setelah memutuskan pensiun dari bulu tangkis. Ia didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Jokowi, Liliyana Natsir, dan Menpora lantas melakukan pertemuan tertutup selama sekitar 25 menit.
Presiden Jokowi berpesan agar Liliyana tetap berupaya memotivasi yuniornya meski nanti sudah diangkat menjadi PNS.
Jokowi meminta Lilyana untuk berkeliling ke seluruh klub-klub bulu tangkis yang ada di daerah-daerah.
Baca juga: Pensiun, Liliyana Natsir Pamitan ke Jokowi
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat mampu untuk membayar utang-utang yang jatuh tempo.
Oleh karena itu, semua pihak tak perlu risau dengan utang yang dimiliki Pemerintah Indonesia.
Hal itu disampaikan Kalla menanggapi pernyataan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Menteri Keuangan sebagai menteri pencetak utang.
Menurut Kalla, justru semakin besar perusahaan akan semakin besar utangnya. Sebab, perusahaan tersebut ingin mengembangkan investasinya dan dananya diperoleh melalui utang.
Baca juga: JK: Bukan Jumlahnya, Yang Penting Utangnya Dibayar atau Tidak
Kesuksesan program pemerintah saat ini dinilai bisa menjadi modal kuat bagi calon presiden petahana Joko Widodo memenangi Pemilihan Presiden 2019.
Namun, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, mengingatkan Jokowi waspada karena kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah tak berbanding lurus dengan elektabilitas.
Adi mengatakan, berbagai survei saat ini menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK sekitar 70 persen. Akan tetapi, berbagai survei juga menunjukkan bahwa elektabilitas petahana hanya sekitar 50 persen. Mengapa?
Baca juga: Kepuasan Kinerja Jokowi Tak Berbanding Lurus dengan Elektabilitas, Apa Sebabnya?
Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menanggapi pernyataan petinggi Gerindra yang menyebutkan bahwa banyak kader parpol koalisi pasangan nomor urut o1 itu yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Ace Hasan Syadzily mengatakan, partai pendukung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga sudah overheat.
Mereka tidak lagi fokus terhadap pemenangan pemilihan presiden, melainkan pemilihan legislatif.
"Tanda bahwa mesin paslon 02 overheat adalah partai pendukung paslon 02 sibuk untuk perjuangkan nasibnya di pemilu legislatif," kata Ace ketika dihubungi, Selasa (29/1/2019).
Hal itu dia simpulkan dengan melihat gejolak-gejolak yang ada di dalam partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga.
Baca juga: Jubir Jokowi-Maruf: Partai Pendukung Paslon 02 Cari Selamat Sendiri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.