JAKARTA, KOMPAS.com - Transparency International Indonesia (TII) akan meluncurkan Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia Tahun 2018. Peluncuran kali ini mengambil tema "Korupsi dan Krisis Demokrasi".
"Dari diskusi yang dilakukan kemarin, TI menemukan fenomena global, di mana korupsi politik masih menjadi hambatan serius pertumbuhan CPI," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah melalui keterangan tertulis, Selasa (29/1/2019).
Menurut Febri, ketika berbicara demokrasi termasuk bagaimana kesejahteraan terdistribusi dengan adil pada rakyat, maka pemerintah yang benar-benar bersih menjadi prasyarat bagi demokrasi yang sehat.
Baca juga: Ketua KPK: Pertumbuhan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Tertinggi di Dunia
Satu hal yang juga berbahaya dalam konteks korupsi politik adalah ketika institusi dan mekanisme politik dikuasai segelintir orang yang mendapatkannya melalui suap terhadap politisi.
Padahal, institusi politik yang sehat justru menjadi perangkat utama dalam demokrasi.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peluncuran CPI 2018 akan dilakukan di Gedung KPK. Hal ini sebagai bentuk kolaborasi masyarakat sipil dan negara dalam upaya pemberantasan korupsi.
"Munculnya fenomena ancaman terhadap lembaga antikorupsi dari pelaku korupsi atau kekuasaan yang terganggu ketika pemberantasan korupsi dilakukan juga menjadi latar belakang kenapa pemilihan tempat peluncuran dilakukan di KPK," kata Febri.
Rencananya, peluncuran CPI 2018 akan dihadiri Pimpinan KPK Laode M Syarif, Sekretaris Jenderal TII Dadang Trisasongko, dan Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.